Trend wisata pendakian gunung yangsemkain berkembang pasca Covid-19, membuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan para pemangku kepentingan lainnya, seperti Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) dan pelaku wisata lainnya bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merasa perlu membuta suatu kesepakatan agar gunung tetap terjaga kelestariannya namun juga bisa dimanfaatkan untuk kepentiangn ekonomi dalam hal ini pariwisata.
Untuk itu maka digelar Indonesia Mountain Tourism Conference untuk pertama kalinya yang menghadirkan semua pemangku kepentingan pentahellix, baik dari pemerintah baik pusat dan daerah, asosiasi, akademisi,media dan wisatawan itu sendiri untuk hadir dan sepakat bersama mengembangankan wisata gunung berkelanjutan
Kegiatan IMTC 2023 ini digelar di Hotel Santika Hayam Wuruk Jakarta pada 27 September 2023. Dihadiri 287 peserta dan berbagai bidang dan Lembaga, serta 128 peserta secara daring.
Rahman Muklis selaku Presiden APGI, menyatakan bahwa sudah waktunya pariwisata Indonesia khususnya wisata gunung untuk to do next level, “ pelaku tidak hanya hanya perlu meningkatkan profesionalitas dan kompetesi, tetapi perlu juga meningkatkan kerjasam lintas sektoral, bersama-sama memajukan wisata gunung Indonesia.”
Vinsensius Jemadu, deputi pengembangan produk wisata Kemenparekraf menyatakan bahwa konferensi ini sebagai respon tren wisata gunung saat ini, yang didukung dinamika perkembangan teknoloi dan dampak pasca covid-19, serta dipengaruhi trend wisata global terhadap perubahan prilaku wisatwan, mencari destinasi yang sehat, seperti ecotourism, adventure termasuk gunung. Sehingga terjadi permintaan pelayanan makin tinggi,
Semoga konferensi ini, menghasilkan kesepakatan pelayanan wisata gunung, upsklilling pelayanan yang berkolerasi dengan pengembangan SDM yang kreatfif produktif dan efisien.
“ Saya mendorong temanteman stakelholder, aktif menberikan masukan kepada pemerintah kebiakan bersifat jauh ke depan. Mari bersama pemerintah pusat dan daerah bergandeng tangan mengurusi tatakelola wisata, dan menghasilkan pola perjalanan yang menjadi paduan baik untuk operator wisata dan membantu wisataawan, Nusanantara dan mancanegara. Termasuk didalamnya , ada unsur edukasi untuk masyarakat luas.”