Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana meluncurkan “Gerakan Wisata Bersih (GWB) sebagai salah satu program utama Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang menjadi langkah nyata dalam menciptakan kebersihan destinasi, juga memperkokoh semangat dan langkah kolaboratif menuju pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Gerakan ini juga menyoroti pentingnya sanitasi dan tersedianya toilet yang bersih sebagai salah satu amenitas utama yang mencerminkan kualitas destinasi wisata.
Peluncuran program yang berlangsung di Pantai Parangtritis, Bantul, DIY, diisi dengan berbagai kegiatan pendukung seperti aksi bersih sampah massal di sepanjang pantai Parangtritis yang diikuti seluruh unsur pentahelix pariwisata dan didukung penuh Pemerintah Provinsi DIY dan Pemerintah Kabupaten Bantul.
Menpar Widiyanti bersama Wamenpar Ni Lih Puspa serta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, Gusti Kanjeng Ratu Bendara, turut berpartisipasi dalam aksi bersih sampah massal bersama seluruh pihak.
” Sebagai satu gerakan kolektif, Gerakan Wisata Bersih merupakan upaya kita bersama dalam meningkatkan daya saing destinasi pariwisata Indonesia yang lebih aman dan sehat bagi wisatawan,” ujar Menpar Widiyanti dalam peluncuran “Gerakan Wisata Bersih” di Pantai Parangtritis, Bantul, DIY, Kamis (23/1/2025).
Menpar mengatakan, tahun ini merupakan momentum penting untuk membangun fondasi pariwisata berkualitas. Pendekatan ini mengedepankan prinsip berkelanjutan dan nilai tambah sebagai bagian dari upaya pengembangan sektor pariwisata.
Pariwisata tidak hanya menjadi sektor strategis yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan, tetapi juga menjadi sarana utama dalam memperkenalkan identitas Indonesia di kancah global.
“Untuk mewujudkan dan mempertahankan quality tourism, kolaborasi lintas unsur pentahelix pariwisata menjadi sangat penting. Kita perlu secara aktif memperbaiki, memulihkan dan memperkuat ekosistem alam, sosial dan budaya di berbagai destinasi serta objek wisata di tanah air,” ujar Menpar Widiyanti.
Dalam “Gerakan Wisata Bersih”, Kemenpar menginisiasi berbagai kegiatan menarik dan bermanfaat. Selain kegiatan bersih-bersih massal di destinasi wisata, juga ada edukasi dan kampanye untuk meningkatkan wisatawan dan masyarakat lokal, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan, serta sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas guna menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Tidak ketinggalan pemberian penghargaan dan insentif untuk menghargai kontribusi nyata para pihak dalam menjaga lingkungan.
Sebagai bagian dari gerakan ini, Kemenpar juga membentuk tim Satuan Tugas (satgas) Gerakan Wisata Bersih yang menyoroti pentingnya sanitasi dan secara berkesinambungan melakukan peninjauan terhadap keberadaan toilet yang bersih sebagai salah satu amenitas utama yang mencerminkan kualitas destinasi wisata.
Program ini diharapkan dapat mendukung peningkatan daya saing pariwisata Indonesia sesuai dengan aspek “health and hygiene” dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI).
“Ini adalah gerakan bersama yang dirancang untuk menciptakan dampak nyata dan jangka panjang bagi lingkungan masyarakat dan daya saing pariwisata Indonesia. Saya percaya Gerakan Wisata Bersih ini merupakan sebuah langkah yang menjawab tantangan besar dalam menjaga kebersihan kelestarian dan keberlanjutan destinasi wisata kita,” kata Menpar.
Pemilihan Pantai Parangtritis sebagai lokasi peluncuran program “GWB” karena kawasan pantai ini merupakan salah satu ikon pariwisata Yogyakarta. Berdasarkan data BPS, Pantai Parangtritis merupakan destinasi wisata terpopuler di Yogyakarta dengan 2,77 juta pengunjung di tahun 2024.
“Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta beserta jajaran pemerintah provinsi dan kabupaten/kota serta masyarakat Yogyakarta pada umumnya yang telah menunjukkan komitmen yang tinggi dan telah melaksanakan langkah-langkah konkret dalam meningkatkan daya saing destinasi wisata. Kebijakan dan program konkret di Yogyakarta ini sudah selayaknya dapat dijadikan acuan bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia,” kata Menpar Widiyanti.
Ke depan, program ini akan secara bertahap dilaksanakan di lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang, serta di tiga Greater Destination, yaitu Bali, Jakarta, dan Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar).
Melalui implementasi di destinasi-destinasi prioritas ini, Gerakan Wisata Bersih diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas kebersihan destinasi wisata tetapi juga menjadi model inspiratif yang dapat diterapkan di berbagai kawasan wisata lain di Indonesia.
“Harapannya acara ini tidak hanya menjadi aksi sesaat tetapi juga dapat membangun kebiasaan yang dan kesadaran jangka panjang bersama dalam menjaga lingkungan,” ujar Menpar.
“Semoga aksi gerakan wisata bersih hari ini dapat menjadi inspirasi bagi destinasi wisata lainnya di Indonesia dengan bersama-sama menjaga kebersihan dan kelestarian alam kita membangun fondasi pariwisata yang berkelanjutan dan kompetitif di tingkat global,” kata Menpar Widiyanti.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan Yogyakarta telah lama menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Indonesia. Keberhasilan ini harus terus disertai dengan upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing destinasi wisata.
Pertumbuhan jumlah wisatawan yang terus meningkat pascapandemi harus diimbangi dengan upaya menciptakan pariwisata yang berkualitas. Pengelolaan sampah yang belum optimal terutama di destinasi wisata, menjadi salah yang bisa menjadi penghambat dalam menjaga citra Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata yang unggul melalui gerakan wisata bersih.
“Program ini bukan sekadar menjaga kebersihan destinasi, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya prinsip Sapta Pesona. Prinsip ini mengajarkan bahwa kebersihan dan keindahan destinasi wisata adalah bagian dari pelayanan prima kepada wisatawan sekaligus bentuk penghormatan terhadap alam dan budaya,” ujar Sri Sultan HB X.
Dikatakan Sri Sultan, melalui implementasi gerakan wisata bersih kita membangun sebuah ekosistem pariwisata yang bebas sampah dan berdaya saing tinggi.
“Kami berharap Yogyakarta tidak hanya mampu mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam memperkuat pariwisata berkelanjutan. Mari kita jadikan Gerakan Wisata Bersih sebagai pijakan kuat untuk bersama-sama menjaga keindahan Indonesia hari ini maupun generasi yang mendatang,” ujar Sri Sultan HB X.
Turut hadir mendampingi dalam kesempatan tersebut, Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup, Ade Palguna; Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih; Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Imam Pratanadi; serta sejumlah perwakilan dari mitra strategis.
Hadir mendampingi Menpar Widiyanti, Staf Ahli Menteri Manajemen Krisis Kemenpar, Fadjar Hutomo; Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto; Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat Destinasi Pariwisata, Florida Pardosi; Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Utari Widyastuti; serta Direktur Utama Badan Pengelola Otorita Borobudur (BPOB), Agustin Peranginangin