Kementrian Pariwisata menggelar rapat koordinasi perguruan tinggi se-Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan pariwisata. Rakor ini berlangsung di Merlyn Park Hotel Jakarta, 23 – 25 November 2015. Diharapkan dalam rakor ini meningkatkan sinergitas antar lembaga pendidikan pariwisata dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul menghadapi berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Rakornas yang baru pertama kali diadakan ini diikuti oleh 105 dari 107 perguruan tinggi yang diundang. Hadir Menteri Pariwisata Arief Yahya sebagai pembuka sekaligus pengarah kebijakan pendidikan pariwisata kepada seluruh peserta yang hadir didampingi Prof Ahman Syah, Deputi Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan.
Rakornas ini bertemakan “ Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Pariwisata yang Berstandar Internasional”. Dengan sub tema; tantangan pendidikan tinggi untuk mencapai kualifikasi internasional, Akreditasi perguruan tinggi sebagai jaminan mutu pendidikan tinggi pariwisata, pengembangan Jejaring kerja sama antar perguruan tinggi pariwisata dalam dan luar negeri, pencapaian sertifikasi ACCSTP ( ASEAN Common Competency Standars for Tourism Professionals). Dan Kerangka kualifikasi nasional Indonesia ( KKNI) sebagai acuan pendidikan pada perguruan tinggi.
Tahun 2019 ditargetkan sektor pariwisata menciptakan lapangan pekerjaan untuk 13 juta orang. Dengan target kunjungan wisatawan mancanegara 20 juta orang dan wisatawan nusantara 250 juta, akan meraih devisa sebanyak 280 trilyun Rupiah.
Arief Yahya mengingatkan akan tantangan besar di sektor SDM pariwisata menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. “ Filipina telah mengsertifikasi 600.000 SDM di sektor pariwisata, Indonesia baru akan menargetkan 579.000 orang disertifikasi pada tahun 2019, jelas sangat ketinggalan, “ ujar Arief Yahya kepada peserta rakor. “Indonesia juga masih berada di urutan keempat berdasarkan sektor kualitas SDM-nya di sektor pariwisata dibandingkan Singapura, Thailand dan Malaysia”.
Jika tahun ini sektor pariwisata masih berada diurutan ke-4 sebagai penghasil devisa terbesar untuk negara, semoga di tahun 2019, dengan dukungan kualitas SDM, pariwisata dapat menjadi penghasil devisa nomor satu untuk negara. Termasuk mengalahkan Malaysia dan Thailand di sektor kualitas Sdm pariwisata.