Untuk mewujudkan kesadaran cinta tanah air Indonesia sebagai negara kepulauan dan maritim sebagai penyatu wilayah negara ini, maka digagaslah Hari Nusantara. Di tahun 2015 ini, sejalan dengan target Indonesia sebagai poros maritim dunia, Hari Nusantara dilaksanakan di Kota Banda Aceh, tepatnya di Pelabuhan Lampulo. Peringatan kali ini semakin mempertegas bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia, akan menjadikan kelautan sebagai program pembangunan nasional yang utama.
Hadir dalam peringatan kali ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri ESDM Sudirman Zaid, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti Menteri Agraria, Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan dan Menteri Pariwisata Arief Yahya, serta didampingi oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah.
“Kelautan bukan hanya menghubungkan pulau dengan pulau tapi mempunyai sumber kekayaan yang besar,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla. Kekayaan laut yang dimiliki Indonesia, kata Wapres, diantaranya besarnya kandungan sumber mineral dan gas bumi. “Tanpa kedaulatan di maritim, tentu kekayaan itu tidak kita dapatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan kita semua,” ungkap Wapres.
Pada peringatan Hari Minggu 13 Desember 2015 ini, diisi dengan penyerahan peta rupa bumi Provinsi Aceh kepada Gubernur Aceh dari Kepala Badan Informasi Geospasial. Lalu ada peluncuran jalur Cheng Ho oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya melalui penandatanganan prasasti, peluncuran model pembangunan infrastruktur energi untuk kluster ekonomi maritim oleh Menteri ESDM Sudirman Zaid dan pemberian rekor MURI kepada Menteri ESDM untuk pemberian lampu petromat tenaga air laut, lampu tenaga surya dan sambngan listrik gratis terbanyak di Indonesia kepada masyarakat.
Selanjutnya pemberian beberapa penghargaan kepada sejumlah tokoh, dilanjutkan dengan gelar tari Nusantara, atraksi dari TNI AL, peninjauan pameran Hari Nusantara Expo dan acara Khanduri Laot bersama para nelayan.
Khandori Laot atau kenduri laut adalah tradisi asli masyarakat daerah pesisir Aceh yang turun-temurun terutama bagi para nelayan. Kenduri laut merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kehidupan bagi para nelayan dan warga yang berdomisili dipesisir pantai.
Dalam kenduri laut kali ini, Wapres menikmati santap siang yang dimasak khusus oleh para nelayan bersama-sama dengan anak yatim yang sebagian besar merupakan korban Tsunami. Dalam kesempatan itu, Wapres juga menyerahkan bantuan 1.000 petromak berbahan bakar air laut dan 1.000 lampu surya kepada perwakilan nelayan.
Setelah tahun ini kepanitiaan dipimpin oleh Menteri ESDM, makan tahun 2016 kepanitiaan Hari Nusantara dipimpin oleh Menteri KKP.