Hujan turun di Tanjung Pinang dari Jumat Malam, 19 Februari 2016, menghambat pembukaan Festival Pulau Penyengat pada hari Sabtu, 20 Februari 2016. Hujan yang terus turun hingga Sabtu malam itu menyebabkan robohnya tiang penyangga atap panggung pembukaan FPP.
Akhirnya acara pembukaan yang dijadwal pada pukul 09.00 diundur satu jam dan tempat pembukaan dipindahkan dari halaman Balai Adat Indra Perkasa ke dalam ruangan Balai Adat.
Dalam sambutannya sebelum membuka FPP, Esthy Reko Astuti, Deputi bidang pengembangan dan pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata ini menjelaskan bahwa festival ini memiliki kegiatan yang lengkap, mulai dari wisata alam dan budaya hingga wisata olah raga.
“ Untuk itu perlu dukungan lintas sektor untuk mewujudkan peningkatan kunjungan wisata. Selain itu jangan lupa untuk melibatkan masyarakat dalam kegiatan ini, “ Kata Esthy Reko Astuti didampingi oleh Walikota Tanjung Pinang H. Lis Dharmansyah SH.
Hari pertama, lomba layang-layang tidak bisa dilakukan akibat hujan yang terus turun. Namun lomba Perahu layar dan lomba kuliner khas Melayu tetap dilaksanakan. Walaupun cuaca kurang bersahabat, pengunjung tetap menikmati suasana pulau yang menjadi pusat kajian budaya dan bahasa Melayu ini.
Mereka tampak menikmati kuliner dan obyek wisata yang ada, mulai dari Makam Ali Haji, Istana Kantor dan Mesjid Kesultanan Riau sambil berjalan kaki, berpayungan atau menaiki becak motor khas Pulau Penyengat.