Beberapa tahun belakangan ini seni urban di Indonesia memasuki fase yang menarik dimana berbagai komunitas tumbuh berkembang serta bermunculannya seniman muda yang lebih ‘berani’ mengeksplorasi bakat mereka demi mencuri perhatian publik.
Berkenaan dengan hal itu, YELLO Hotel Harmoni, Hotel Yello pertama di Jakarta, telah menerima lebih dari empat puluh hasil karya dari street artist amatir & profesional sepanjang bulan Oktober hingga akhirnya terpilih dua puluh delapan seniman terbaik untuk diundang berkompetisi langsung di festival urban OFF DA WALL pertama di ibukota.
“Kami merasa sekarang merupakan saat yang terbaik untuk unjuk gigi sebagai merek hotel yang peduli & mendukung jenis seni semacam ini,” kutip Irene Janti, Chief Brands & Marketing Officer – TAUZIA Hotel Management, “YELLO Hotels secara konsep hendak menghadirkan aspek kreatif yang sebelumnya belum pernah dihadirkan oleh merek hotel dari segmen ekonomis. Dengan penekanan akan seni urban, kami memposisikan diri sebagai ruang kreatif bagi para netizen.”
Beberapa objektif yang menginspirasi kompetisi ini adalah upaya mempromosikan street art sebagai bentuk seni yang terbuka bagi publik Indonesia, melindungi hak berekspresi & kreatifitas, membantu menemukan bakat terpendam serta memfasilitiasi perkembangan karier mereka, hingga akhirnya – merubah paradigma publik akan street art sebagai kegiatan positif yang baik bagi anak muda Indonesia.
Selain untuk berkompetisi, event ini juga memiliki berbagai tenant bazaar yang menawarkan menu makanan, lini fashion hingga artis tato. Stan TAUZIA Equal Chance – program CSR TAUZIA juga akan hadir untuk mendorong para tamu agar dapat berbagi kepada anak jalanan yang kurang mampu. Dance battle & YELLO Roar – pertujukan perkusi khas YELLO Hotel oleh para staf juga akan menjadi bagian penting dari keseluruhan acara.
“Berbagai selebriti grafiti dari Indonesia & Prancis akan turut meramaikan event ini, termasuk Kongo, Fenx, Colorz, Tilt, Mist, Darbotz, Stereoflow, Farhan Siki, Soni Irawan & Tutu.” Nama-nama besar ini juga akan ikut berpartisipasi sebagai juri yang akan membantu memberikan penilaian pada setiap hasil karya para kontestan.
Kegiatan yang ditunggu-tunggu selanjutnya adalah ‘graffiti jam’ oleh Smoke & Sidvizeus – hasil kurasi Gardu House, salah satu komunitas street art terbesar di Indonesia.