Pada akhir tahun 2015 akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA 2015). Saat diberlakukan nanti akan terjadi arus bebas barang, jasa, investasi, dan modal secara bebas. Begitu pula arus tenaga kerja terampil di antara negara ASEAN.
Di bidang pariwisata, untuk memfasilitasi arus bebas tenaga kerja pariwisata di kawasan ASEAN telah dilakukan pengaturan saling pengakuan berupa penyusunan ASEAN Mutual Recognition Arrangements on Tourism Professionals (ASEAN MRA-TP) yang ditandatangani pada 9 Nopember 2012 di Bangkok, Thailand. Pengakuan tersebut berupa pengakuan terhadap sertifikasi kompetensi dan pemberlakuan standar kompetensi.
Terkait dengan hal tersebut dilaksanakan soft launching “Gerakan Akselerasi Sertifikasi Tenaga Kerja Pariwisata dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015”. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Desember 2014 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kementrian Pariwisata.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang membuka sekaligus sebagai keynote speech menjelaskan, berlakunya kawasan ASEAN sebagai pasar tunggal berbasis produksi yang dinamis dan kompetitif dalam ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai akhir 2015 merupakan peluang dalam memajukan sektor pariwisata di tanah air. Pariwisata Indonesia harus dapat memanfaatkan peluang seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke ASEAN.
Gerakan akselerasi ini bertujuan antara lain; mendorong seluruh stakeholders pariwisata melakukan gerakan bersama dalam menghadapi ASEAN MRA on Tourism Profesionals di tahun 2015. Menginformasikan kepada seluruh stakeholders pariwisata akan pentingnya SDM berkompeten melalui pengakuan sertifikasi kualifikasi kompetensi. Mendorong LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Pariwisata Pihak 1 untuk melaksanakan uji kompetensi okupasi dan berintegrasi dengan program reguler Diploma Pariwisata, Hospitaliti dan Perjalanan.
Selain itu mendorong LSP pihak 3 lebih aktif bersama pihak industri dan pemerintah daerah (Propinsi, Kabupaten/Kota) melaksanakan uji kompetensi secara mandiri.Mendorong seluruh Dinas Pariwisata (Propinsi,Kabupaten/Kota) memfasilitasi sertifikasi kompetensi dan pendirian LSP Pihak ketiga serta mendorong seluruh industri perhotelan dan perjalanan wisata melaksanakan sertifikasi kompetensi kepada karyawannya dan menjadikan tempat usahanya sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK).
Hingga tahun 2014 jumlah tenaga kerja yang sudah tersertifikasi kompetensi sebesar 121.520 orang yang terdiri dari 58.627 orang difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata dan sebanyak 62.893 orang melalui jalur mandiri (LSP Pihak Ketiga dan Pihak Kesatu)
Gerakan akselerasi sertifikasi tenaga kerja pariwisata mentargetkan hingga tahun 2019 jumlah tenaga kerja yang disertifikasi mencapai 254.000 tenaga kerja atau sebesar 68,31 %.
Kawasan AsiaTenggara selama periode 2005 – 2012 mengalami pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman) tertinggi di dunia yakni sebesar 8,3% atau jauh di atas pertumbuhan pariwisata global sebesar 3,6%. Tahun 2013 pariwisata ASEAN tumbuh 12% dan mencapai 92,7 juta wisman atau di atas pertumbuhan pariwisata global sebesar 5%. “Pertumbuhan pariwisata di kawasan ASEAN yang tinggi merupakan peluang untuk meningkatkan pertumbuhan pariwisata di tanah air. Kita mentargetkan dalam lima tahun ke depan atau 2019 pertumbuhan pariwisata akan menjadi dua kali lipat,” kata Arief Yahya.
Arief menjelaskan lebih jauh, saat ini kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional sebesar 4,2%, devisa yang dihasilkan sebesar Rp 120 triliun, dan penciptaan lapangan kerja sebanyak 8,7 juta orang. Jumlah wisman sebanyak 9 juta wisman dan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 250 juta, sedangkan daya saing pariwisata kita menurut World Economic Forum (WEF) berada di ranking 70 dunia dari 144 negara.
Dalam lima tahun ke depan atau 2019, menurut Menpar Arief Yahya, akan ditingkatkan menjadi dua kali lipat. Kontribusi pariwisata terhadap PDB Nasional ditargetkan menjadi 8%, devisa yang dihasilkan sebesar Rp. 240 triliun, dan menciptakan 13 juta lapangan kerja. Target kunjungan wisman menjadi 20 juta wisman dan wisnus naik menjadi 275 juta, serta daya saing pariwisata Indonesia akan meningkat berada di ranking 30 besar dunia.
Kegiatan soft launching “Gerakan Akselerasi Sertifikasi Tenaga Kerja Pariwisata dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015” dihadiri antara lain Dirjen Binalattas Kementerian Ketenagakerjaan, Ketua BNSP, Duta Besar Indonesia untuk ASEAN, serta pelaku dan asosiasi pariwisata.