Melukiskan suatu obyek adalah hal yang biasa. Bisa saja melukis tentang pemandangan, melukis suatu benda, atau suatu imajinasi dalam ingatan yang kemudian ditumpahkan ke dalam kanvas. Namun melukis suatu bunyi adalah hal yang tidak biasa. Mendengarkan sebuah lagu atau satu album karya sebuah band, lalu menjadi suatu lukisan ekspresi yang menggambarkan rasa saat mendengarkan lagu tersebut memang sangat jarang terjadi.
Hal inilah yang ingin disampaikan dalam karya-karya lukisa Andra Semesta. Pameran lukisan berjudul “Visualisasi Musik Andra Semesta : Mandala” adalah sebuah pameran karya-karya pelukis muda yan bernama lengkap Ardiandra Achmadi Semesta. Pameran ini juga menampilkan instalasi seni karya Aidil Usman dan dikurasi oleh Chandra Johan.
Pameran ini resmi dibuka pada hari Jumat 22 Mei 2015, dan akan berlangsung sejak tanggal 23-29 Mei 2015 di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Ada sekitar 40 lukisan yang telah dikumpulkan selama 5 tahun.
Dyah Permatasari, seorang Science Communicator menjelaskan bahwa Andra Semesta adalah seorang pelukis Synesthete. Seorang Synesthete adalah sebut untuk orang yang memiliki kemampuan synesthetis, yaitu menggunakan dua indera sekaligus untuk membentuk persepsi. Dalam lukisannya, Andra mengungkapkan sensasinya saat mendengarkan alunan musik. Indera penglihatannya langsung merespon nana-nada yang terjalin. Sehingga ia melihatnya sebagai untaian berbagai warna dan bentuk. Ada pelukis dunia yang memiliki kemanpuan yang sama, yaitu Vincent Van Gogh.
Sang Kurator, Chandra Johan, menyatakan bahwa Andra Semesta adalah sorang pelukis yang memiliki otensitas dan integritas. Ia berbeda dari perupa seni kontemporer pada jamannya. “ ia orang yang menyimpang dari mainstream yang ada, “ kata Chandra Johan.
Mandala sendiri adalah simbol spiritual yang menggambarkan semesta. Titik atau bulatan menjadi awal sebuah mandala atau pedoman. Mandala dipercaya sebagai simbol diri, aspek yang menyatukan manusia dengan alam semesta. Bagi Andra, mandala adalah aspek yang menyatukan berbagai unsur yang mempengaruhinya dalam berkarya. Maka tak heran banyak dalam karyanya memakai kanvas berbentuk bundar atau melingkar sebagai representasi dari mandala, penyatuan berbagai aspek dalam menuangkan ekspresinya dalam berkarya.
Dalam mengerjakan karyanya, pelukis yang mendalami seni rupa di Wimbeldon Colledge of the arts ini dipengaruhi oleh beberapa band dan penyanyi. Mereka antara lain adalah Bob Dyland, Bright Eyes, Animal Collective, hingga musisi lokal seperti Zoo, Matajiwa dan The Upstrairs.
Hal penyanyi atau band yang memperngaruhi karyanya dapat terlihat dalam pameran ini. Di setiap kanvasnya terdapat keterangan judul lagu atau album serta nama penyanyi atau group bandnya. Selama pameran Andra yang kini berusia 24 tahun ini juga akan melakukan demo lukis atau live painting sambil mendengarkan lagu-lagu favoritnya.