Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies ( ASITA) merayakan HUT ke-46 nya pada tanggal 7 Januari 2017. Pada Hari Seninnya, 9 Januari 2017, diadakan perayaan HUT ASITA di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata.
Ketua DPP ASITA Asnawi Bahar mengatakan kegiatan HUT ASITA kali ini bertujuan untuk semakin mendekatkan ASITA dengan masyarakat serta antara pengurus, maupun anggota ASITA yang berjumlah lebih dari 7. 000 perusahaan dan tersebar di seluruh propinsi di Indonesia.
Sejumlah kegiatan menyambut HUT ASITA ke-46 antara lain; bakti sosial, seremoni, gathering, serta tabur bunga ke makam tokoh/pejuang pariwisata di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta pada 7 Januari 2017. Berbagai kegiatan memperingati HUT ASITA ke-46 dipusatkan di Jakarta dan Pulau Samosir, Sumatera Utara, sedangkan sosial serupa juga dilakukan oleh masing-masing Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASITA yang tersebar di 34 propinsi.
Menpar Arief Yahya memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan HUT ASITA (Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies) ke-46 dan ASITA Awards yang dapat dijadikan sebagai memomentum untuk meningkatkan sinergisitas dalam rangka mendukung program pemerintah menjadikan pariwisata sebagai leading sector yang tahun 2017 ini mentargetkan kunjungan 15 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 265 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air dan akan meningkat menjadi 20 juta wisman dan 275 juta wisnus pada 2019 mendatang.
“Dalam perjalanannya hingga usianya ke-46 tahun, ASITA telah memberikan kontribusi yang besar terhadap kemajuan kepariwisataan nasional. Di usianya yang cukup dewasa yang ditandai dengan kemajuan pesat teknologi digital saat ini, pelaku usaha perjalanan yang tergabung dalam ASITA kini juga dihadapkan banyak tantangan sekaligus menjadi acaman. Untuk ini industri jasa perjalanan di tanah air harus segera mengantisipasi perubahan saat ini dengan kreatif,” kata Menpar Arief Yahya.
Pada kesempatan tersebut, Asnawai Bahar juga menyampaian keluhannya terhadap perkembangan dunia travel online saat ini. “Kehadiran dunia IT dengan segala perkembangannya telah membuat persaingan usaha penyedia jasa perjalanan wisata juga semakin sulit terkendali. Semakin sulit membedakan antara yang legal dan yang illegal. Namun keberadaan ASITA tentu dapat menjadi pembeda di antara keduanya,” beber Asnawi.
Beliau mengharapkan dilakukannya penertiban secara tegas kepada para biro perjalanan online yang illegal agar tidak mengganggu kegiatan anggota ASITA. Selain itu, demi lebih menggaet lebih banyak biro perjalanan, status perusahaan dengan bada hokum CV juga akan dimasukkan menjadi anggota. “ Jika mereka kami terima, anggota ASITA akan menjadi 15.000 perusahaan. “ ujar Asnawi.