Bali International Film Festival 2018 (Balinale) mulai digelar sejak 24 – 30 September 2018. Lokasi Balinale tersebar di 2 tempat, Cinemaxx Lippo Mall Kuta dan Plaza Renon. Lebih dari 100 film yang terdiri dari film panjang fiksi, dokumenter, dan film pendek yang akan diputar.
Hampir 80 sutradara, produser dan bintang film akan hadir di Balinale. Tim dari film-film Indonesia termasuk produser film Pembukaan Balinale Sultan Agung Ibu Mooryati Soedibyo; sutradara Villa Berdarah Bambang Drias dan cast; produser 22 Menit Lexy Mere, pemeran film Ade Firman Hakim dan Ence Bagus, dan special effects makeup artist Cherry Wirawan; dan sutradara film Lima Shalahuddin Siregar.
Mewakili film-film dari luar negeri, ada sutradara Boundless Love Pan Yan, produser pemenang penghargaan Tony Award Jhett Tolentino dengan filmnya Life Is What You Make It, dan Shraysi Tandon dengan dokumenternya Invisible Hands.
Film yang ditayangkan datang dari lebih 30 negara. Sineas film, pemain film dan produser akan hadir meramaikan balinale seminggu ini. Tiket film dapat dibeli langsung di Cinemaxx atau di https://www.balinale.com/tickets/. Dengan adanya beberapa film dan program menarik yang tidak berbayar, Balinale mengantisipasi kedatangan sekitar 9,000 penonton, melebihi kehadiran tahun-tahun sebelumnya.
Pre-Event Balinale
Sebelumnya BalinaleX Industry Fourm ke-2 telah diadakan hari Minggu 23 September sebagai pre event. Hampir 80 sineas, produser dan investor lokal dan global berpartisipasi dalam sebuah diskusi mengenai potensi besar dalam industri perfilman dan televisi di Indonesia.
Highlight dari Forum ini adalah Director’s Dialogue bersama editor Variety Asia Patrick Frater dan Special Guest Balinale Roland Joffé, seorang sutradara yang berhasil menjadi nominiasi sutradara terbaik di Academy Award. Di antara banyak pencapaiannya, Joffé dikenal dengan film-filmnya yang memenangkan Academy Award, yakni The Mission (1986) dan The Killing Fields (1984).
Joffé membagikan pelajaran berharga yang Ia dapat sepanjang karirnya sebagai sineas mengalami kegagalan dan kesuksesan. Ia memberikan pandangannya mengenai berbagi kebenaran melalui film meskipun ada kemungkinan dikritik. “It may be better to have a bruise the size of an Oscar after you’ve done something that’s truthful, than to have the Oscar itself”, jelas Joffe.
Para panelis lain termasuk CEO Global Film Solutions Julian Grimmond, produser film Mike Wiluan, Ody Mulya Hidayat dan Sunil Soraya, aktris Cinta Laura Kiehl, dan pendiri Festival Deborah Gabinetti.
Dewan Juri Balinale
Dengan segmen In Competition yang menonjolkan para senias lokal maupun internasional, Balinale mendatangkan empat ahli industri sebagai dewan juri Festival.
Penulis scenario Rayya Makarim ada di panel ini bersama Orlow Seunke, produser asal Taiwan Jeane Huang, dan penulis Marinta Serina Singarimbun.
Para pembuat film yang berkompetisi akan memperebutkan tiga penghargaan Balinale: Best Feature Film, Best Documentary, dan Best Short Film. Pemenang-pemenang akan diumumkan pada Closing Night hari Minggu 30 September sebelum pemutaran film Jepang Shoplifters, disutradarai oleh Hirokazu Koreeda, yang juga merupakan pemenang Cannes Palme d’Or 2018.
Workshop Film
Balinale juga mengadakan workshop gratis yang terbuka untuk umum. Beberapa dari workshop tersebut adalah Archival Films yang dibawakan oleh mantan Direktur Jakarta International Film Festival Orlowe Seunke. Ada juga workshop acting dengan filmmaker Martin East.
Murid-murid dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STIKOM), dan Universitas Udayana telah diundang untuk belajar aspek-aspek berbeda dalam dunia perfilman.
Informasi lengkap mengenai kedatangan filmmakers, workshop dan acara Festival lainnya dapat dilihat di https://www.balinale.com/.