Kawasan Danau Toba, Sumatera Utara akan kembali ramai dengan akan diselenggarakannya Festival Danau Toba (FDT) 2016 yang akan berlansung di Kota Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut) pada 9 – 12 September mendatang. Penyelenggaraan FDT 2016 sebagai upaya mempromosikan potensi pariwisata Danau Toba yang ditetapkan sebagai pengembangan destinasi prioritas dan dijadikan sebagai salah satu ’10 Bali Baru”.
MenteriPariwisata (Menpar) Arief Yahya memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan FDT 2016 yang akan menjadi sarana promosi efektif dalam mengangkat kembali popularitas Danau Toba sebagai destinasi unggulan berkelas dunia berbasis geopark serta dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sumut yang tahun lalu mencapai 11,4 juta (229.228 wisman dan 11,21 juta wisnus) dan sekitar 76.544 wisman dan 858.620 wisnus di antaranya mengunjungi obyek wisata Danau Toba.
“Setelah ditetapkan sebagai destinasi prioritas dan akan menjadi salah satu “10 Bali Baru” pada 2019 kita proyeksi kunjungan wisman ke Toba akan meningkat signfikan mencapai 1 juta wisman,” kata Menpar Arief Yahya didampingi Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan dalam jumpa pers FDT 2016 di Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata, Senin (5/9).
Menpar Arief Yahya menjelaskan, untuk mencapai angka proyeksi 1 juta wisman tersebut, Presiden Joko Widodo belum lama ini telah menetapkan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba untuk melakukan percepatan pembangunan Toba dengan merestorasi lingkungan Danau Toba (indestifikasi isu dan alternatif solusi), melakukan pengembangan pemasaran pariwisata (branding, advertising, dan selling), serta pengembangan SDM dan industri pariwisata. “Badan Otorita Pariwisata Danau Toba berusaha menarik investor untujk menanamkan modalnya ke Toba. Kita proyeksikan investasi akan masuk sebesar Rp 20,06 triliun, sebesar Rp 8,7 triliun di antaranya merupakan investasi swasta (PMA dan PMDN),” kata Menpar Arief Yahya.
Dukungan program percepatan pengembangan destinasi prioritas Danau Toba pembangunan infrastruktur terus ditingkatkan antara lain persiapan jalan tol dari Kota Pematangsiantar hingga kawasan Danau Toba di Parapat yang dimulai tahun depan.
Selain percepatan pembangunan amenitas dan infrastruktur yang menjadi focus perhatian Badan Pelaksana Otorita Danau Toba adalah meningkatkan kualitas lingkungan hidup (LH) di sekitar kawasan Danau Toba dengan melakukan restorasi lingkungan terutama untuk mengatasi sejumlah persoalan seperti isu limbah, hutan, dan karamba. “Saat ini ada sebanyak 157 ribu ha lahan krisis atau 21% dari luas daerah tangkapan air yang harus kita restorasi dengan penanaman pohon sehingga mencapai 100 ribu ha lahan hingga tahun 2019 mendatang,” katanya.
Dikatakan, FDT 2016 diharapkan dapat menjadi festival internasional bercitra kuat dan diakui dunia sebagai destinasi berbasis geopark yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Penyelenggaran FDT 2016 akan disemarakkan dengan berbagai kegiatan berupa atraksi seni budaya dan wisata olahraga (sport tourism) di antaranya pertunjukan opera/tarian kolosal dan aneka lomba antara lain; lomba paramotor; lomba lintas Toba; lomba perahu tradisional; lomba renang rakyat lomba kapal hias; lomba fotografi; lomba pemilihan Ucok Butet; serta dimeriahkan oleh pertunjukan musik dengan menampilkan para artis penyanyi ibukota.
FDT merupakan event wisata tahunan yang telah berlangsung sejak 2013. Festival Danau Toba merupakan nama pengganti dari Pesta Danau Toba yang telah berlangsung sejak tahun 1982. Pada mulanya Pesta Danau Toba sebuah event lokal yang diselenggarakan sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas keberadaan Danau Toba yang berperan penting bagi kehidupan Suku Batak yang tinggal di pesisir Danau Toba.
Sumbar foto :https://setkab.go.id/