Sektor pariwista dengan perhotelan dan restoran di dalamnya, termasuk yang paling terpuruk akibat dampak pandemic Covig-19. Pada bulan Mei 2020 saja tercatat di DKI Jakarta, 100 hotel tutup dan 1500 karyawan hotel, baik itu daily worker maupun pegawai kontrak telah kehilangan pekerjaannya.
Namun optimisme harus tetap terjaga, berharap pandemic segera berakhir, apalagi vaksin tak lama akan selesai di tes dan disebar ke masyarakat. Tentu kegiatan perjalanan untuk bisnis maupun wisata akan semakin meningkat jumlahnya.
Seiring dengan itu Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI) DKI Jakarta akan mengadakan Musda pada tanggal 3 Desember dengan berakhirnya kepengurusan periode 2015-2020 dan akan memilih ketua baru periode 2020-2025.
Musda akan digelar di Amoz Cozy Hotel & Convention Hall, yang akan diikuti oleh 250 anggota dari kalangan hotel, restoran dan lembaga Pendidikan, serta konsultan pariwisata.
Musda ke XV BPD DKI Jakarta ini bertema, “ Bersama PHRI meningkatkan Paeiwisata Jakarta”. Dengan tema ini diharapkan dapat memotivasi anggota untuk tetap aktif dalam berusaha,
Krisnadi, Ketua PHRI DKI 2015-2020 mengatakan dunia perhotelan di DKI sangat terpuruk. Banyak yang tutup atau merumahkan pegawainya. Kalaupun ada bantuan dari pemerintah pusat, contohnya untuk menjadi tempat penampung tenaga Kesehatan atau tempat isolasi mandiri pasien orang tanpa gejala yang positif Covig-19, banyak yang awalnya mendaftar akhirnya mundur karena banyak tekanan dari masyarakat sekitar.”
“Banyak hotel yang begitu tamu regulernya tahu hotel itu akan menjadi tempat penampungan, urung untuk menginap. Ada pula hotel yang bangunannya menempel mal atau apartemen, mendapat penolakan dari penghuni apartemen atau tempat-tempat usaha di mal, ada juga yang mendapat penolakan dari lingkungan sekitar,, “ cerita Krisnadi.
Dengan kondisi seperti itu tentu butuh bantuan dari pemerintah pusat dan daerah. “ Kami mengajuan penundaan atau pengurangan pajak untuk pembayaran PBB dan pajak rekalme, namun ditolak oleh DKI, “ Keluhnya.
“Saat ini dengan diberlakukannya PSBB transisi, rata-rata okupansi hotel sebesar 30%, kami harapkan tahun depan dengan adanya rencana pemberian vaksin ke masyarakat, akan mendorong peningkatan Kembali perjalanan bisnis dan wisata ke Jakarta dan menaikkan okupansi hotel, “ harap Krisnadi.