Gerakan BISA ( Bersih, Indah, Sehat dan Aman) yang digelorakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mengembalikan geliat destnasi wisata di Indonesia, kini bergulir ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Bertempat di Desa Tete Batu, Kabupaten Lombok Timur, Gerakan BISA dimulai pada Jumat pagi, 24 Juli 2020. Hadir dalam kegiatan tersebut Guntur Sakti selaku perwakilan dari Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenpar / Baparekraf, lalu didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat Lalu Mohamad Fauzal dan Kadispar Lombok Timur Mugdi.
Sebanyak 100 pekerja yang selama ini bekerja di bidang pariwisata dan ekoomi kreatif di desa wisata Tete Batu ini hadir dan menyaksikan penyerahan bantuan perangkat alat kebershan dari Kemenparekraf kepada masyarakat yang diwakili oleh dinas pariwisata setempat.
Yang menarik adalah bantuan wastafel dari Kemenparekraf yang biasanya berbentuk lengkungan aluminium, tetapi di kesempatan ini menggunakan gentong dari hasil kerajinan khas lokal yang biasa disebut Bong.
Guntur Sakti yang mewakili Kemenparekraf menyatakan bahwa dengan semangat kegortongroyongan, Gerakan BISA tidak hanya mengangkat kembali semangat kepariwisataan yang redup akibat pandemic, tetapi juga mengangkat hasil budaya dan kearifan lokal melalui produksi kerajinan khas setempat seperti Bong tersebut.
“Format semangat kegotongroyongan ini tidak hanya dari peralatan kebersihan tetapi juga hingga ke kuliner yang disajikan dalam kegiatan ini, menonjolkan penganan khas setempat. Semoga hal ini dapat menginspirasi daerah lain untuk kembali mengangkat kekayaan hasil budaya setempat, “ ujar Guntur Sakti.
Kadispar Lombok Timur Mugdi menyatakan bahwa kegiatanGerakan BISA ini menjadikan penduduk setempat untuk bersemangat kembali untuk membangun destinasi wisata yang mereka kelola.
Desa wisata Tete Batu adalah destinasi wisata alam dan budaya yang telah dikenal sejak lama , terutama wisatawan mancanegara asal Eropa. Mereka menikmati alam di kaki Gunung Rinjani sambil trekking ke air terjun, menikmati persawahan dan tinggal di ratusan homestay yang dikelola oleh penduduk setempat.