Kementerian Pariwisata menggelar atraksi kesenian yang ditampilkan dalam Indonesia Street Festival di Bukit Bintang. Festival yang digelar di sepanjang Starhill Gallery hingga Lot 10 Shopping Center di Bukit Bintang, Kuala Lumpur selama 3 hari di awal bulan September itu menuai pujian dari warga Malaysia maupun para turis asing yang tengah berlibur.
Acara tersebut menyajikan beragam konsep acara menarik, di antaranya pentas kesenian, parade kostum karnival, instalasi seni dari bambu, pentas musik tradisional-modern, hingga pameran produk kerajinan dan makanan khas Indonesia.
Pentas kesenian yang ditampilkan antara lain Kuda Lumping Banyuwangi yang dimainkan Paguyuban Arek Banyuwangi (PAB). Tarian tradisional ini dibawakan dengan energik lima penari pria. Dengan berpakaian mirip prajurit dengan hiasan yang berwarna-warni, mereka memainkan tarian yang dikenal juga dengan nama “Jaranan”.
Selain itu ada juga photo booth Komodo yang dipajang di depan pintu masuk Lot 10 Shopping Center dan workshop membatik yang diadakan Apip’s batik dari Jogja. “Banyak warga Malaysia, Jordania, dan Arab Saudi, yang mampir ke booth saya untuk bertanya tentang membatik. Kebetulan saya membawa perlengkapan membatik, jadi bisa langsung praktik,” terang Hendra, seniman batik dari Apip’s Batik. Tak ketinggalan juga workshop siluet wajah, hingga kuliner khas Indonesia, pertunjukan musik tradisional keroncong, batak, kerajinan, dan fashion show yang diminati pengunjung.
Asisten Deputi Pengembangan Pasar Pariwisata Asia Tenggara Rizki Handayani mengatakan, beragam acara dan atraksi kesenian yang di Indonesia Street Festival memang sengaja dihadirkan untuk menarik perhatian turis mancanegara, khususnya Malaysia. Agar makin banyak jumlahnya yang berkunjung ke Indonesia.
“Malaysia pasar potensial. Tahun lalu kunjungan wisman Malaysia berkontribusi 1,2 juta orang. Tahun ini ditargetkan hingga 2 juta kunjungan wisman Malaysia,” papar Rizki. Selain itu, melalui kegiatan branding ini diharapkan wisman Malaysia mengenal destinasi lain selain Jakarta, Bali, Bandung, atau Jogja, yang selama ini menjadi tujuan utama. Kita mulai jual Semarang, Bangka Belitung, Lombok, Palembang. Respons cukup bagus,” ungkap Rizki.
Dengan antusiasme penonton maupun pengunjung tersebut, diperkirakan 100 ribu pengunjung dapat tercapai. “Selain dengan aktivasi berupa atraksi kesenian, kami juga menyebar brosur pameran MATTA Fair 2016 tentang bermacam destinasi wisata Indonesia. Selanjutnya mereka kita arahkan melihat booth kita dan membeli paket wisata di MATTA Fair yang sedang berlangsung,” tambah Rizki.