Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menjalankan Kampanye Safe Travel sejak awal Agustus 2020 untuk memberi jaminan kesehatan dan keselamatan penerbangan bagi masyarakat Indonesia.
Safe Travel Campaign ini bersama Angkasa Pura II selaku pengelola bandar udara serta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Pelaksanaan oleh Chief Executive Officer (CEO) Batik Air, Capt. Achmad Luthfie; Managing Director Lion Air Group: Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi; Ketua INACA, Denon Prawiraatmadja; CEO Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin beserta jajaran; Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran, serta Operation Director of Batik Air, Capt. Zwingly Silalahi dan perwakilan jajaran Board of Director Lion Air Group.
Topik kampanye mengusung #SafeTrip #SafeFlight #SafeHealth bertujuan pelaksanaan penerbangan Lion Air Group sesuai ketentuan berlaku yang memenuhi aspek keamanan, keselamatan perjalanan udara (safety first), tetap melakukan protokol kesehatan serta tidak menyebabkan penyebaran Covid-19. Dengan demikian bepergian menggunakan pesawat udara tetap aman, selamat dan nyaman.
Batik Air menegaskan, Safe Travel Campaign menjadi bagian tindakan preventif dan antisipasi utama mengenai masa waspada pandemi corona virus disease (covid-19). Langkah tersebut merupakan rangkaian program rutin dalam menyampaikan berbagai informasi penting terhadap aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, terutama berkaitan dengan sisi kesehatan serta kepentingan manusia (human interest) yang mencakup dari karyawan/ staf dan pengguna jasa penerbangan atau publik.
Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja menjelaskan, seluruh stakeholder di industri penerbangan telah menjalankan protokol kesehatan dengan ketat sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan.
“Melalui Safe Travel Campaign, kami ingin meyakinkan sekaligus mengajak masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas penerbangan seperti sediakala,” ujar Denon saat membuka kegiatan Press Tour Safe Travel Campaign di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng dan Bandara Kualanamu Medan, Sabtu (8/8).
Denon menilai selama ini pemerintah telah membantu maskapai dan pengelola bandara dalam menyediakan layanan penerbangan yang sehat. Caranya dengan mewajibkan para penumpang pesawat mengantongi surat hasil rapid test dan mengisi health alert card jika hendak bepergian dengan moda transportasi udara. Selain itu, ketentuan social distancing di area bandara dan di dalam pesawat juga diberlakukan
“Rapid test dan health alert card untuk memastikan para penumpang yang masuk ke dalam pesawat semuanya sehat. Kami berharap dengan melakukan kampanye ini, kepercayaan masyarakat untuk terbang lagi dengan sehat dan selamat bisa meningkat,” jelasnya.
CEO PT Whitesky Aviation berharap, seluruh Pemerintah Daerah mau mendukung Safe Travel Campaign yang diinisiasi INACA dengan restu dari Kementerian Perhubungan.
“Prosedur kesehatan masyarakat itu tanggung jawab Kementerian Kesehatan. Jangan sampai upaya kami menaikkan jumlah penumpang, lantas pihak airlinesnya disorot oleh Pemda. Sudah jelas kami telah menjalankan protokol kesehatan yang baik dari sisi bandara, maskapai, sampai ke hotel demi bisa meningkatkan lagi perekonomian,” kata Denon.
Ia meyakini, jika kampanye bisa gencar dipublikasikan maka masyarakat akan percaya diri untuk bepergian lagi.
“Harapan kami di semester II jumlah penumpang pesawat bisa sampai 20 juta lagi dengan melakukan safe campaign. Karena dengan meningkatnya jumlah penumpang pesawat, maka industri pariwisata dan masyarakat yang hidup dari sektor tersebut bisa terbantu,” kata Denon.
Sebagai pengelola 19 bandara di Indonesia, PT Angkasa Pura II (Persero) juga telah mencanangkan Safe Travel Campaign: Safe Airport For Safe Travel Experience guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap dunia penerbangan.
President Director Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, menyebut setelah kampanye dijalankan jumlah penumpang dan pergerakan pesawat di bandara yang dikelolanya meningkat signifikan.
“Data dari tanggal 1 sampai 6 Agustus setelah dijalankannya kampanye, ada pertumbuhan pergerakan pesawat sebesar 41%. Ke-19 bandara Angkasa Pura II dalam 6 hari itu melayani 4.500 traffic pesawat yang mengangkut sekitar 400 ribuan penumpang,” jelas Awaluddin.
Ia menjelaskan, sejak terjadinya pandemi Covid-19, perusahaan yang dipimpinnya selalu mengikuti standard operating procedure (SOP) pengelolaan bandara yang diterapkan Pemerintah.
“Health screening dan semua penambahan SOP kesehatan harus dimaklumi oleh para pengguna jasa bandara, baik itu penumpang maupun operator maskapai. Semua SOP itu dijamin regulasi, sehingga kami harus melakukannya dengan konsisten. Semua demi membangun trust pengguna jasa kami,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran mengapresiasi digencarkannya Safe Travel Campaign oleh INACA selaku asosiasi maskapai penerbangan, serta Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
Menurutnya, pergerakan wisatawan domestik apalagi internasional banyak mengandalkan layanan maskapai penerbangan dan bandara.
“Kami sebagai pengusaha hotel dan restoran di daerah wisata bertumpu kepada keduanya. Oleh karena itu PHRI berterimakasih sekali dengan adanya safe travel campaign ini. Kalau traffic penumpang dan pesawat di bandara naik, tentunya okupansi hotel juga naik. Makanya persepsi keselamatan terbang ini penting untuk dibangun demi mendapat kepercayaan masyarakat,” kata Maulana.
Ia berharap, secara bertahap masyarakat akan percaya diri kembali berwisata dan bepergian ke luar daerah setelah mengetahui seluruh prosedur kesehatan di bandara dan maskapai penerbangan dijalankan dengan baik dan tidak rumit.
“Kepercayaan masyarakat harus kita bangun, kalau nggak ya gak ada artinya. Target PHRI di kuartal IV ini meningkat karena libur cuti bersama kan digeser jadi akhir tahun,” pungkasnya.