Kini Kementerian Pariwisata membidik wisatawan mancanegara (wisman) dari India mencapai target 700 ribu orang tahun ini. Terlebih Garuda Indonesia pada April 2018 lalu membuka penerbangan langsung (direct flight) rute Mumbai (India) – Denpasar Bali (Indonesia).
“India menjadi pasar yang seksi. Pada Februari tahun ini sudah menyusul posisi Jepang, yakni berada di urutan ke-5. Kemenpar mentarget wisman India sebanyak 700 ribu, sedangkan capaian tahun lalu sekitar 485 ribu,” kata Nia Niscaya, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar pada acara coffee morning dengan wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) di Raffles Hotel Jakarta, Jumat pagi (11/5/2018).
Pada temu dialog, Nia Niscaya didampingi Asdep Pemasaran II Regional III Sigit Witjaksono, Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II, Ni Wayan Giri Adnyani dan sejumlah pejabat lainnya. Kesempatan tersebut untuk menjelaskan struktur baru dan program kerja Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar dalam upaya pencapaian target kunjungan 17 juta wisman tahun ini.
Menurut Nia Niscaya, bahwa pasar India tahun ini masuk dalam Top-5 penghasil wisman ke Indonesia. Adapun urutannya adalah; China, Eropa, Australia, Singapura, dan India. China menempati urutan teratas karena size nya terbanyak yaitu 2,2 juta wisman dengan pertumbuhan (sustainability) atau tertinggi mencapai 42% dan perolehan devisanya (spread) terbesar. “Wisman India tahun lalu sebanyak 485.000 wisman, mengalahkan wisman dari Korea ke Indonesia sebanyak 379.000, dan pada tahun ini mengalahkan Jepang yang pertumbuhannya relatif stagnan,” kata Nia Niscaya.
Asdep Pemasaran II Regional III Sigit Witjaksono yang membawahi pasar India, Asia Selatan, Asia Tengah, Saudi Arabia, Timur Tengah, dan Afrika menjelaskan, untuk meningkatkan kunjungan wisman India mencapai 200 ribu lebih, sementara tahun lalu sebanyak 485 ribu, agar mencapai target 700 ribu, tidak bisa hanya mengandalkan dari penerbangan langsung Garuda Indonesia Mumbai-Denpasar, “Kita akan tetap memanfaatkan Singapura dan Malaysia sebagai hub regional. Wisman India yang berkunjung ke Singapura dan Malaysia kita gaet untuk meneruskan berlibur ke Batam, Bintan, dan Jakarta,” kata Sigit Witjaksono.
Kunjungan kerja Menpar Arief Yahya dua hari lalu ke India, telah menghadiri working lunch di New Delhi dan bertemu dengan tour operator dan wholeseller_ dalam upaya meningkatkan penjualan paket wisata ke Indonesia, khususnya destinasi Bali and Beyond, yaitu Batam, Bintan, dan Jakarta. “Untuk paket wisata ke Bali tidak ada masalah permintaannya tinggi, tetapi destinasi lain seperti Bintan dan Batam perlu promosi yang gencar,” kata Sigit.
Oleh karena itu, Kemenpar gencar melakukan promosi baik online dan offline. Promosi di media online antara lain youtube, facebook, tripadvisor, sedangkan offline antara lain dengan mengadakan sales mission, mengikuti pameran pariwisata internasional India, seperti ITTF dan SATTE, serta mengadakan famtrip. “Sebagian besar wisman India yang berkunjung ke Indonesia usia muda sekitar 25 tahun sehingga promosi melalui online sangat efektif,” kata Sigit.
Wisman India yang berkunjung ke Indonesia didominasi anak muda usia sekitar 25 tahun dengan pengeluaran rata-rata sebesar US$ 900 hingga 1.200 per kunjungan dan lama tinggal mereka rata-rata 7-10 hari. Sementara pintu masuk wisatawan asal India adalah Bali, Jakarta, Batam, Tanjung Uban, dan Surabaya.