Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan Menghadirkan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Solo Raya di Sragen, Jawa Tengah. Poltekpar ini diproyeksikan akan menjadi pusat kepariwisataan terintegrasi terbesar di Jawa Tengah khususnya dalam penciptaan sumber daya manusia (SDM) unggul pariwisata.
Menparekraf Sandiaga Uno pada kesempatan melakukan topping off gedung kuliah Politeknik Pariwisata Solo Raya di Desa Kwangen, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada14 September 2023, mengatakan pusat kepariwisataan terintegrasi terbesar di Jawa Tengah akan hadir di Gemolong, Kabupaten Sragen.
“Ini nanti akan menjadi tempat pencetak SDM unggul yang membawa pada Indonesia maju khususnya di sektor pariwisata yang sekarang sudah mulai naik peringkatnya,” kata Menparekraf Sandiaga.
Berdasarkan data yang dirilis World Economic Forum (WEF), peringkat pembangunan pariwisata Indonesia saat ini berada di urutan 32 dunia atau naik 12 peringkat. Salah satu faktor yang memperkuat peringkat tersebut adalah keberadaan SDM pariwisata yang unggul, berdaya saing, dan memiliki kompetensi kelas internasional.
Menparekraf Sandiaga optimistis kehadiran Politeknik Pariwisata Solo Raya, yang akan melengkapi politeknik pariwisata lainnya yang berada di bawah naungan Kemenparekraf/Baparekraf akan sangat bermanfaat untuk mencetak SDM unggul yang berdaya saing.
“Oleh karena itu di atas lahan 20 hektare ini akan kita bangun secara totalitas dengan anggaran Rp1,3 triliun dalam beberapa tahun ke depan. Ini kita pastikan tepat sasaran, tempat manfaat, dan tepat waktu karena lulusan dari poltekpar 70 persen terserap oleh industri dan 30 persen mampu menciptakan peluang usaha menciptakan lapangan kerja dengan menjadi entrepreneur,” kata Sandiaga.
Lebih lanjut Menparekraf Sandiaga menjelaskan nantinya pengelolaan Poltekpar Solo Raya akan dilakukan dengan pendekatan berkelanjutan (green campus). “Nanti pusat keunggulannya mengenai wisata sejarah, karena wilayah Solo Raya memiliki banyak destinasi wisata sejarah,” ujar Sandiaga.
Untuk tahap awal, pengelolaan Poltekpar Solo Raya akan dilakukan oleh Poltekpar Bali yang menghadirkan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) dengan Program Studi Sarjana Terapan (D-IV) Destinasi Pariwisata (DEP).
Direktur Utama Politeknik Pariwisata Bali, Ida Bagus Putu Puja, mengatakan nantinya Poltekpar Solo Raya akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti gedung laboratorium, inkubator bisnis, asrama, GOR, dan fasilitas pendukung lainnya.
Poltekpar Sragen akan melengkapi sejumlah perguruan tinggi negeri pariwisata di bawah naungan Kemenparekraf/Baparekraf sebelumnya, yakni Poltekpar NHI Bandung, Poltekpar Bali, Poltekpar Makassar, Poltekpar Lombok, dan Poltekpar Palembang.
“Kehadiran Poltekpar Solo Raya di Sragen akan memenuhi kebutuhan SDM pariwisata sekaligus meningkatkan citra pariwisata di Jawa Tengah,” ujar Putu Puja.
Keberadaan Potekpar Solo Raya tidak lepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten Sragen yang sebelumnya menghibahkan lokasi tanah untuk pembangunan kampus Poltekpar.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan kehadiran Poltekpar Sragen diharapkan mampu menumbuhkan pusat ekonomi baru di Kabupaten Sragen. “Kami berharap dengan adanya Poltekpar nanti akan memberikan multiplier effect bagi masyarakat di Kabupaten Sragen,” ujar Yuni.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Anggota DPR RI yang juga Wakil Ketua Komisi X, Agustina Wilujeng; Sekretaris Kementarian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani; Inspektur Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Bayu Aji; Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenparekraf/Baparekraf, Faisal; Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Plt. Direktur Infrastruktur Ekonomi Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Oneng Setyaharini; serta Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin.