Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Tim Crisis Center (TCC) Kemenpar terus berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam penanganan wisatawan pasca bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada hari Minggu 5 Agustus 2018.
TCC Kemenpar yang dipimpin Kepala Biro Komunikasi Pubik Kemenpar Guntur Sakti telah bekerja di Lombok untuk memberikan dukungan layanan informasi untuk wisatawan serta memastikan layanan akomodasi dan transportasi untuk wisatawan tertangani dengan baik, khususnya terkait 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas).
Kemenpar telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT. Pelni, dan TNI dalam pelaksanaan evakuasi wisatawan di Lombok, khususnya di Kepulauan Gili (Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno).
Kemenpar juga telah berkoordinasi dengan Garuda Indonesia yang telah menambah _extra flight_ dan mengganti aircraft yang lebih besar pada dua penerbangan hari ini guna melayani wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) yang terjebak di Lombok.
Bandara Internasional Lombok juga terus akan beroperasi selama 24 jam penuh pada hari ini (06/08) untuk mengantisipasi penambahan pesawat ke mancanegara. Angkasa Pura (AP) I sebagai pengelola Bandara Lombok Praya (LOP) turut membantu dengan menyiapkan berbagai fasilitas khusus bagi para wisatawan yang sedang menunggu proses evakuasi. Beberapa fasilitas yang telah disiapkan di antaranya karpet sebagai alas istirahat, air mineral, makanan kecil, hingga selimut bagi lansia dan anak-anak.
Tak hanya itu, upaya antisipasi dengan adanya penambahan petugas cleaning service juga dilakukan agar kebersihan tetap terjaga dan memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Sedangkan bagi operator penerbangan, telah disediakan reservation dan ticketing counter bagi operator penerbangan untuk penanganan reschedule dan reservasi penerbangan.
Kemenpar berkoordinasi dengan berbagai pihak di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bersama dengan Dinas Pariwisata NTB, telah menjadikan Kantor Dinas Pariwisata Lombok sebagai posko pelayanan wisatawan. Melalui Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok, Kemenpar telah menyediakan lima unit bus untuk evakuasi wisatawan ke tempat yang telah diatur oleh tim Angkatan Laut dan dari Gili Terawangan, sejumlah 1.870 orang sudah dapat diangkut ke Pelabuhan Bangsal.
Kemenpar juga bersama dengan PHRI NTB untuk memberikan layanan terbaik kepada para tamu hotel. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Abdul Hadi Faishal menjelaskan, selain menyiapkan tenda, PHRI juga menyediakan makanan, selimut, peralatan mandi dan kebutuhan lainnya.
Dari sisi usaha restoran, lanjut Hadi, juga telah menyiapkan dapur umum untuk melayani wisatawan dan masyarakat terdampak gempa. “Pengusaha restoran juga sudah gerak membuat dapur-dapur umum. Semuanya berlokasi dekat tenda-tenda yang disediakan,” ujarnya menambahkan
Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) NTB juga memberikan bantuan .Ketua ASITA NTB Dewantoro Umbu Joka mengatakan, dampak gempa membuat wisman yang akan berkunjung ke Lombok dan sekitarnya membatalkan niatnya. Telah terjadi pembatalan kunjungan dari wisatawan untuk 4-5 hari ke depan. “Kami bisa memaklumi bila ada pembatalan saat ini. Namanya juga bencana alam. Namun pemesanan untuk dua minggu sesudahnya semoga tidak ada pembatalan. Kita juga terus proaktif menyampaikan informasi valid kepada calon wisatawan,” ujarnya.
Dewantoro melanjutkan, keoptimisan pihaknya dilandasi dari informasi valid tersebut. Ditambah, infrastruktur yang ada di objek-objek wisata hanya mengalami kerusakan ringan. “Kita sudah mendapatkan informasi bahwa infrastruktur di objek wisata tidak begitu parah. Baik itu aksesnya maupun fasilitasnya,” ujar Dewantoro.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan terus mempromosikan wisata yang ada di NTB. Untuk agenda-agenda atraksi yang akan digelar di NTB, sampai saat ini juga belum mengalami perubahan jadwal dan lokasi.