Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 merupakan salah satu program unggulan penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia yang sedang digalakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk ketiga kalinya dengan mengangkat tema “Kebangkitan Ekonomi Dari Desa untuk Indonesia Bangkit”.
Di 2023, Anugerah Desa Wisata Indonesia dengan semangat kolaborasi dan bersinergi meningkat tajam hingga peserta menyentuh angka 4573 desa wisata yang ada di seluruh Indonesia dari target yang Menparekraf canangkan 4.000 desa wisata. Antusiasme ribuan desa wisata tersebut diharapkan mempermudah pengembangan desa wisata di Indonesia kedepannya.
Salah satunya adalah salah satu pemenang adalah Desa Wisata Kwau, Kabupaten manokwari, Provinsi Papua Barat. Lokasi Desa Wisata Kwau berada di wilayah Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Kampung Kwau yakni rekor MURI sebagai Desa Wisata Pertama yang memiliki habitat Burung Penari. Dan juara III kategori Desa Wisata Berkembang.
Beberapa waktu yang lalu, Direktur Tata Kelola Destinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Indra Ni Tua, bersama dengan Dewan Juri ADWI 2023, Prof. Azril Azahari Ph.D dan Putu Ayu Anggreni, menyambangi Desa Wisata Kwau sebagai salah satu program kunjungan ADWI 2023.
Adapun atraksi unggulan dari Desa Wisata Kwwau ini adalah, pertama kegiatan Pengamatan Burung Cendrawasih. Cenderawasih Parotia (Parotia Sefillata) dan Belah Rotan (Cincinnurus Magnificus) serta burung pintar (Amblyornis Inornatus) dengan sarangnya yang sangat unik, tidak terlalu sulit untuk dilihat. Kedua adalah Pisang raksasa merupakan salah satu tanaman endemik Papua, yang sejauh ini hanya bisa ditemukan di Pegunungan Arfak Papua Barat dengan ketinggian 100 sampai 200 MDPL.
Selain itu ada kekayaan seni budaya yaitu Seni tari Tumbu Tanah yang juga disebut dengan Dansa Tumbu Tana. Tarian ini biasa ditampilkan dalam rangka menyambut acara penting, seperti kemenangan atas perang, menyambut tamu, dan pesta pernikahan, serta merupakan sebuah tari pujian Suku Arfak kepada roh para leluhur.
Tak ketinggalan produk kerajinan seperti produk kulinernya yang sangat lekat sekali dengan alam sehingga untuk makanan khasnya pun juga berasal dari alam seperti kacang, keladi, talas, dll. Ada juga produk fesyen, terdapat baju atau kaos sablon bertuliskan Arfak, tas anyam, noken, dll. Terakhir ada produk kriya: Manik-manik dan mahkota atau hiasan kepala khas Arfak menjadi aksesoris pelengkap yang bisa menjadi oleh-oleh yang dibawa oleh wisatawan.
Direktur Indra Ni Tua beserta rombongan selain menyaksikan presentasi dari pengelola desa wisata, juga meninjau pameran produk suvenir kriya, fesyen, dan kuliner di lokasi UMKM. Kemudian rombongan menyerahkan secara simbolis Prasasti, memberikan Sertifikat, Plakat, dll Kepada Pengelola Desa Wisata Kwau. Selain itu juga memberikan perangkat pendukung desa wisata berupa perangkat Laptop dan mesin cetak.