Selama ini kerjasama antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Badan Promosi Pariwisata Indonesia telah terjalin dengan baik dan berkesinambungan. Kini di Era pemerintahan Jokowi – JK dengan Kabinet Kerja, kerjasama tersebut akan semakin dimantapkan guna mempertajam program dan kegiatan tentang promosi pariwisata Indonesia sebagai destinasi utama wisata dunia.
Untuk itu diadakan pertemuan antara Menteri Pariwisata Kabinet Kerja dengan Pengurus BPPI pada hari Jumat 31 Oktober 2014. Pertemuan antara Menteri Pariwisata RI, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc. menerima Pengurus Badan Promosi Pariwisata Indonesia yang dipimpin oleh Ketua BPPI, K.RAY. Dra. Hj. S.B Wiryanti Sukamdani, CHA, di Ruang Tamu Lt. 16 Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata.
Pertemuan yang juga dihadiri oleh Menpar didampingi para Pejabat Eselon I Kementrian Pariwisata dan Pengurus BPPI ini menjadi sangat penting untuk membuat program yang strategis dan sinergi yang akan terbangun dapat mewujudkan program Jokowi-JK yang menempatkan pariwisata sebagai sektor jasa yang didorong agar tumbuh tinggi.
Dalam lima tahun ke depan atau tahun 2019, sektor pariwisata diharapkan dapat menarik sebanyak 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) atau dua kali lipat lebih besar dibandingkan posisi akhir tahun 2014 yang diperkirakan mencapai 9,5 juta wisman.
Menpar meminta Pengurus BPPI secepatnya (dalam satu-dua hari) dapat memberikan masukan dan solusi tentang strategi promosi pariwisata, hasil dari kajian dan telaah yang telah dimiliki, melalui Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata.
“BPPI tidak hanya memiliki tanggung jawab mempromosikan potensi pariwisata Indonesia, namun harus menjembatani terciptanya sinergi antara pemerintah dengan pelaku usaha pariwisata. Sedangkan Kemenpar akan meningkatkan kualtias destinasi wisata, termasuk 15 destinasi wisata unggulan yang masuk sebagai Kawasan Strategis Parwisata Nasional (KSPN), yang ke depan jumlahnya akan ditingkatkan menjadi 25 KSPN. Singkat kata, BPPI akan didukung oleh Kemenpar dalam hal promosi pariwisata” ungkap Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Menteri Pariwisata mengharapkan didalam menjalankan programnya, BPPI agar mengacu pada program kerja pemerintah. Sehingga hasil yang dicapai merupakan kinerja seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan berkontribusi meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional serta memeratakan kesejahteraan masyarakat se Indonesia.
Menurut Yanti Sukamdani, berkaitan dengan bidang kepariwisataan pada Kabinet Kerja Jokowi-JK ditangani oleh Kementerian Pariwisata dengan nomenklatur tanpa bidang lain, maka dimasa mendatang bidang kepariwisataan dalam penanganannya akan lebih fokus, baik dalam rangka peningkatan infrastruktur dan kualitas destinasi pariwisata di daerah serta kegiatan promosi baik terhadap wisatawan mancanegara maupun menggalakan minat wisatawan nusantara.
“Seat capacity saat ini sudah tercukupi oleh berbagai maskapai penerbangan, baik penerbangan internasional maupun domestic, namun belum maksimal dimanfaatkan” ungkap Yanti Sukamdani. “Tak kalah penting adalah passanger ship cruise yang sangat potensial, namun saat ini masih terkendala dengan banyaknya regulasi yang belum mendukung serta tersedianya pelabuhan kapal pesiar yang belum memadai di daerah” tambahnya.
Pengurus BPPI optimis dengan dilakukan dialog dengan Menteri Pariwisata yang baru akan semakin meningkatkan kinerja dan kemitraan yang selama ini telah terjalin dengan baik, sehingga tercipta koordinasi dan harmonisasi dalam rangka promosi pariwisata.
Mencermati pertemuan ini setelah memperoleh penjelasan yang rinci, Menteri Pariwisata optimis bahwa target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20 juta wisman pada tahun 2019 akan tercapai, tentunya dengan standar ‘world class’. Dan sepakat dengan BPPI untuk konsentrasi promosi pariwisata ke China, Hongkong, Korea dan Taiwan, disamping tetap membina pasar yang telah disasar selama ini.
“Promosi cross border akan menjadi quick win dan akan menjadi perhatian lebih, untuk menarik wisatawan dalam masa liburan (peak season) dalam waktu singkat ini, untuk itu kita harus bergotong royong” harapan Arief Yahya.