Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Pemerintah Kabupaten Morotai bersama dengan Kemeterian Pariwisata meluncurkan Calender of Events Wonderful Morotai Island Festival (CoE WMIF) 2017. Peluncuran ini diadakan pada Jumat 21 April 2017 yang secara resmi dilakukan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Gubernur Maluku Utara (Malut) Muhammad Natsir Thaib, dan Bupati Morotai, Samsudin Kadir dan Chairman PT Jababeka Darmono.
Morotai mempunyai letak yang sangat strategis, walaupun jauh dari Jakarta, tetapi dekat dengan pasar mancanegara, seperti Hong Kong, Jepang, Korea dan China. Oleh disebab itu diperlukan penerbangan langsung menuju Morotai. “ Dengan demikian Pemerintah Kabupaten tidak perlu lagi menangkap wisman dari Manado. Sementara ini dikarenakan akses dan akomodasi masih terbatas, dapat menangkap wisman dari kapal pesiar, “ kata Arief Yahya menganjurkan.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, untuk saat ini destinasi Morotai belum bisa maksimal menjaring wisman. Tahun ini, Morotai ditargetkan mendatangkan 11 ribu wisman, sementara targetnya hingga 2019 sebanyak 500.
Chairman PT Jababeka Darmono mengungkapkan, dua minggu lalu telah ditandatangi Memorandum of Understanding (MoU) dengan salah satu pemain terbesar dari China dalam bidang travel and tourism yang punya 60 hotel bintang di China.
“Mereka berkomitmen akan membangun 300 kamar hotel dalam tempo 1 tahun dan 100 villa di atas tanah seluas 100 hektare untuk pemulaan. Mereka ini terkenal mendatangkan banyak turis asal China ke seluruh dunia,” ujar Darmono.
Selain itu, lanjut Darmono, juga akan dibangun satu villa khusus untuk presiden di lahan seluas 600 meter persegi. Villa ini sudah dibuat di China dalam komponennya segera dikapalkan menuju Morotai. “Akan dikapalkan, sehingga Juli nanti mudah-mudahan bisa ditinggali presiden dan sekaligus ada
Natsir menjelaakan, keelokan pulau Morotai mulai dari lautan pantai yang eksotis sampai kisah sejarah PD II menjadikan Morotai layak menjadi destinasi wisata kelas dunia. “Posisi pulau Morotai sangat strategis karena di utara Morotai diapit negara Jepang, Korea, China, Taiwan, Filipina. Di barat ada Singapura dan negara ASEAN. Di selatan ada Australia dan Selandia Baru. Di timur ada republik kepulauan pelau dan negara-negara kepulauan di Pasifik,” ungkap Natsir.
Kondisi ini, lanjut Natsir, menyebabkan Morotai seperti sebuah mutiara di bibir pasifik yang menawarkan keindahan dalam berwisata. Destinasi wisata ini akan lebih bergejolak jika ada peran investor yang masuk dan membangun amenitas di pulau Morotai.
CoE WMIF 2017 itu akan berlangsung selama enam bulan dari Mei hingga Oktober 2017. WMIF 2017 dimeriahkan enam event unggulan.
Pertama, lomba foto bawah laut (underwater) yang berlangsung di Perairan Morotai Selatan pada 15-19 Mei 2017. Event ini dimaksudkan untuk menjaga serta melindungi terumbu karang dan biota laut lainnya. Selain itu sebagai ajang untuk memperkenalkan keindahan alam bawah laut Morotai serta tantangan bagi penyelam dalam mengeksplorasi berbagai jenis sisa-sisa peninggalan peralatan Perang Dunia II yang ada sekitar perairan Morotai.
Kedua, Festival Pante yang dikemas dalam beberapa kegiatan di antaranya Lomba Timba Laor, Lomba Renang, Lomba Perahu Hias, Lomba Katinting, dan Lomba Renang Tradisional yang akan berlangsung di Morotasi Selatan pada 3-6 Mei 2017.
Ketiga, festival musik dan tari tradisional yang dikemas dalam beberapa kegiatan lomba musik, Yangere, Musik Bambu Tada (Hitadi), Lomba Masamper, Lomba Tarian Tide-Tide, dan Lomba Tarian Cakaleleber. Kegiatan berlangsung di Morotai Selatan pada 8-12 Agustus 2017.
Keempat, Fishing Morotai sebagai lomba mancing berskala internasional yang berlangsung di perairan Morotai pada 25-27 Agustus 2017. Kelima, Festival Pesona Kirab Nusantara Morotai dalam rangka memperingati HUT RI berlangsung di Morotai Selatan pada 14-15 Agustus 2017. Keenam, Morotai Beach Run, kegiatan marathon yang diikuti peserta dari dalam negeri dan mancanegara yang berlangsung di Morotai Utara pada 26-27 Oktober 2017.