Drama musikal telah menjadi bagian dari karya seni di Indonesia. Bermula dari film tahun 50-an hingga pentas konser rock tahun 70-an kemudian berkembang di tahun 80-an. pentas msukal bergelat lagi di tahun 2000-an namun sempat vakum karena terhalang pandemic.
Sebagai upaya menghidupkan kembali seni pertunjukkan di Indonesia, khususnya pentas musikal, maka dari itu Dewan Kesenian Jakarta dan Eki Dance Company dengan Dukungan Kemendikbudristek akan menggelar Festival Musikal.
Festival Musikal Indonesia 2022 yang digelar pada 20-21 Agustus mendatang di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, hadir untuk merangsang industri musikal di Indonesia yang sejauh ini sudah berupaya untuk menghadirkan pertunjukan musikal di Indonesia. Festival ini diharapkan dapat menghadirkan satu konsep musikal Indonesia yang tidak mengarah ke Broadway, namun dapat menghadirkan konsep musikal tersendiri yang khas ala Indonesia.
Hal ini memungkinkan karena Indonesia mempunyai kekayaan budaya yang dapat digarap menjadi bagian dalam proses instrumen dalam pertunjukan musikal. Festival yang diselenggarakan oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek bekerjasama dengan Yayasan Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI), Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan didukung oleh Disparekraf DKI Jakarta, adalah yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia.
Secara konsep, festival yang terbagi dalam dua hari ini, akan menghadirkan pertunjukan musikal yang dimainkan oleh beberapa komunitas musikal yang selama ini sudah menghadirkan beragam musikal dalam pertunjukan-pertunjukannya. Mereka akan menghadirkan musikal dengan menggarap berbagai cerita dari kesejarahan dan tradisi Indonesia dalam waktu 30 menit. Beberapa komunitas yang akan tampil tersebut adalah Artswara, EKI Dance Company, FlodanzSoka, Jakarta Movin, Kampus Betawi, Swargaloka, dan Teman Production.
Ketujuh kelompok ini akan tampil di auditorium Teater Besar, Taman Ismail Marzuki. Sedangkan ada lima kelompok lain yang juga akan tampil di panggung karya di areal depan auditorium yaitu ASKARA, Gigi Art of Dance (GAOD), Jaksical, Jakarta Performing Arts Community (JPAC), dan Yayasan Prima Unggul (YPU).
Selain menggarap khazanah penceritaan dari Indonesia dengan harapan akan hadir musikal bergaya Indonesia, masing-masing penampil diharapkan dapat memanfaatkan perkembangan teknologi digital untuk menghadirkan konsep pertunjukan musikal yang sesuai dengan zaman. Dalam artian, konsep musikal ini selain untuk mencari sesuatu tentang perjalanan pertunjukan musikal di Indonesia, juga untuk mengekplorasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat diusung dalam sebuah pertunjukan musikal.