Kepulauan Nias yang berada di sisi Barat Provinsi Sumatra Utara akan menyelenggarakan 2 kegiatan besar, yaitu kejuaraan selancar ombak World Surfing League (WSL) di bulan Agustus 2018 dan Festival Ya’ahowu Nias 2018 di bulan November 2018. Untuk itu bersama dengan Kementerian Pariwisata, kedua kegiatan tersebut secara resmi diluncurkan Menteri Pariwisata Ariel Yahiya pada Senin malam, 25 Juni 2018 di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Bersama Menpar Arief Yahya, hadir pula Menteri Hukum & HAM yang juga sebagai tokoh masyarakat Nias Yasona Laoly, dan Bupati Nias Selatan Hilarius Duha, serta staff ahli Kemenpar bidang multikultural, Esthy Reko Astuti.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, Kepulauan Nias, Sumatera Utara (Sumut) layak dikembangkan menjadi destinasi utama kelas dunia, dan diproyeksikan tahun 2024 mendatang akan dikunjungi 1 juta wisatawan dari posisi sekarang baru sekitar 60 ribu wisatawan.
“Bila dari 1 juta wisatawan tersebut, 10 persennya atau 100 ribu adalah wisatawan mancanegara (wisman) akan diperoleh devisa langsung Rp 1,1 triliun dan ini akan mensejahterakan masyarakat Nias,” kata Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief menjelaskan kunci menjadi destinasi utama kelas dunia adalah meningkatkan fasilitas unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesbilitas).
Sementara dari sisi amenitas cukup dibangung _homestay_ sebagai akomodasi yang cocok di sana, sedangkan untuk aksesibilitas Nias harus memiliki bandara internasional.
Pariwisata Nias sudah menunjukkan kemajuan hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang tahun lalu hanya sekitar 40 ribu wisman, kini meningkat menjadi 60 ribu, dan tahun depan mentargetkan 100 ribu. “Tahun 2024 akan mencapai target 1 juta wisman,” kata Menpar Arief.
Bupati Nias Selatan Hilarius Duha mengatakan, Festival Ya’ahowu Nias 2018 akan berlangsung di Nias Selatan pada 16-20 November 2018, sedangkan Nias World Surfing League di Pantai Saroke akan berlangsung 24-28 Agustus 2018 mendatang. “Dua event andalan ini akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Nias,” kata Hilarius Duha.
Festival Ya’ahowu Nias 2018 mentargetkan sekitar 50.000 pengunjung. Para wisatawan ini akan menikmati berbagai rangkaian ancara di antaranya; pameran pembangunan, produk unggulan dan kuliner Nias; Ya’ahowu Nias parade (pawai budaya keliling kota Teluk Dalam dengan menampilkan busana daerah dari setiap peserta, kendaraan hias, marching band); atraksi budaya dari kabupaten kota se-Kepulauan Nias (Famozi Gondra, Orahu, Fame Afo, dan atraksi budaya lainnya); lompat batu kolosal yang didukung oleh 100 orang pelompat batu dan akan masuk rekor MURI; serta aneka festival di antaranya Ono Niha Sea Food & Barbeque Festival; serta aneka lomba di antaranya lomba volley pantai.
Untuk Surfing World League, ditargetkan akan mendatangkan 100 atlet surfing dari 20 negara. Kejuaran selancar onbak tingkat dunia ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Terutama untuk kebutuhan transportasi yang menyediakan tempat untuk papan surfing dan kekuatan sinyal internet untuk keperluan siaran langsung via internet kepada penggemar olah raga selancar ombak di seluruh dunia.
Arya Subiyakto, ketua umum pengurus besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia ( PSOI) menjelaskan bahwa saat ini pesawat ATR yang terbang ke Nias hanya mampu menampung 8 papan selancar sekali terbang, sedangkan pada saat kejuaraan WSL nanti akan banyak peserta dan penggemar surfing yang akan datang membawa papan seluncurnya. “Selain itu, diharapkan operator telepon atau selular dapat memberikan dukungan untuk kepentingan siaran langsung WSL via internet,” ujar Arya.
Nias bersiap festival yaahowu dan kejuaraan surfing di pantai sorake, Semoga berjalan dengan lancar.
Devisa dari hasil acara vestival yaahowu dan kejuaraan surfing ini semoga dapat di manfaatkan untuk pembangunan tempat wisata di Daerah Nias.