Wisata belanja tidak hanya bisa kita dapatkan di pusat perbelanjaan atau pasar tradisional. Di acara bazar dan festival juga banyak menghadirkan produk-produk yang unik dan menarik, serta jarang didapatkan di pasaran.
Salah satu kegiatan bazar yang patut jadi pilihan wisata berlanja produk –produk karya brand lokal yang unik dan menarik adalah kegiatan Pop Market. Pop Market adalah kegiatan yang diusung oleh para maahsiswa Universitas Prasetya Mulya, yang tahun ini telah memasuki tahun ke-8.
Kali ini Pop Market yang mengangkat tema “Discovering U”. Ketua Penyelenggara Pop Market 2019 Ziyan Nadhira mengatakan “Setiap tahun ada temanya, kita ingin mengenalkan lokal brand namun dikemas ke dalam hal yang modern dan lebih ke lifestyle produk dan untuk tahun ini mengangkat tema Discovering U,” ucapnya di Kuningan City, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2019).
Pop Market 2019 berlangsung dari 25-28 April 2019 di Kuningan City , Jakarta. Dengan menghadirkan 114 tenant mulai dari kuliner, fashion, pin, hingga perlengkapan sepeda motor seperti helm. Event kali ini lebih mengedepankan empat ragam (sub tema)di dalamnya yakni Roy, Mono, Bhumi dan Ekstra.
“Roy itu memiliki arti lebih personal di mana laki dan perempuan sebagai teman, lalu Mono yakni orang yang sangat merasa bahwa melakukan sesuatu karena ada yang dituju dalam hidupnya, Bhumi adalah orang yang sangat value oriented, dan terakhir extra personal impulsif atau tidak terduga atau fun,” paparnya Ziyan lagi.
Menurutnya, kehadiran mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya lebih memberikan learning enterprise dan sangat membantu dan sisi bisnis lebih berjalan apalagi membuka ekosistem juga lebih terbuka.
“Untuk target price-nya Rp5 miliar, apalagi harga yang ditawarkan di Pop Market ini mulai dari Rp65 ribu hingga Rp2 juta,” lanjutnya.
Sementara itu, Manager kemahasiswaan program sarjana Universitas Prasetiya Mulia Elfira Wahyono menambahkan event Pop Market ini menjadi wadah mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang didapatkan, bagaimana membuat event yang cukup kompleks, kemudian sisi pengemasannya.
“Skill mereka juga diuji lalu dalam pelaksanaan ilmu di kampus ada negosiasi kemudian perpajakan yang dituangkan kedalam event ini, promosi marketing juga dilakukan sehingga ini menjadi tempat praktek di lapangan,” tambahnya.