Kabupaten Tambrauw yang berada di bagian Utara Kepala Burung Pulau Papua itu mungkin belum terlalu dikenal banyak orang. Memang kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Sorong ini, baru terbentuk tahun 2008 dan pemerintahannya berlajan efektif baru pada tahun 2011.
Namun dibawah kepemimpinan Bupati Gariel Asem dan Wakil Bupati Mesakh M Wekmam, pariwisata justru menjadi fokus utama pembangunan. Awalnya infrastruktur digenjot. Tujuh tahun ini, pembangunan jalan dan jembatan dikejar untuk menghubungkan semua disktrik di kabupaten ini.
Kini seluruh wilayah mulai terbuka dan terhubung. Giliran infrasturktur untuk telekomunikasi dan transportasi mulai dibangun. Jalanan yang terbuka dan rata akan diaspal menyeluruh. Belum lagi listrik, dan akses internet yang masih diperjuangkan.
Untuk memperkenalkan potensi pariwisata di kabupaten konservasi ini, pemerintah daerah Kabupaten Tambrauw mengundang pihak Kementerian Parwisata dan sejumlah media nasional untuk meninjau secara langsung potensi pariwisata yang ada di sana lewat kegiatan press tour.
Selama 4 hari, tanggal 4-7 Maret 2019, rombongan press tour menjajal pengalaman menjelajah Tambrauw dari Kota Manokwari – Distrik Kebar – Distrik Miyah – Kota Fef – Kota Sausapor – hingga Kota Sorong . menggunakan transortasi sejumlah mobil bergardan 4, Hitungannya, sekali jalan dari Manokwari ke Sausapor saja sudah 2 – 3 juta permobl untuk sekali jalan. Bisa dihitung berapa besar untuk biaya transportasi perjalananan ini. Melewati jalan yang baru saja terbuka, kadang bergelombang, kadang rata berpasir, kadang menerjang sungai, kadang ada juga yang sudah beraspal. Melewati lembah dan pegunungan serta hutan belantara.
Gabriel Asem menjelaskan bahwa kegiatan ini ingin memperkenalkan Kabupaten Tambrauw dengan mengenalkan potensi pariwisatanya. “ Pariwisata di wilayah Kabupaten tambrauw tidak kalah dengan kabupaten lain di Papua Barat, “ ujar Gabriel saat menerima rombongan press tour di Pantai Sausapor, Selasa, 5 Maret 2019.
Luas wilayah yang berbanding 80:20 untuk kawasan konservasi dan yang dibangun, memang menjadi kendala untuk pembangunan, namun hal itu bukan menjadi masalah, karena melalui prinsip ekowisata, semuanya akan berjalan bersandingan, antara konservasi dan pembangunan.
Menuru Gabriel destinasi unggulan Tambrauw sangat banyak. Di wilayah perairan dan pesisir ada wisata Pulau Dua, wisata Wreck Diving, pantai dan berbagai kendaraan berat seperti tank dan amphibi peninggalan Perang Dunia ke-2 masih bisa terlihat. Bahkan ada Pantai Leen Womom yang menjadi habitat terbesar Penyu Belimbing.
Di wilayah pegunungan banyak air terjun, padang savanna dan sumber air panas, sungai berarus deras yang cocok untuk arung jeram dan wisata trekking dan pengamatan burung. Banyak satwa edemik, seperti Kanggruru pohon dengan berbagai jenis dan warna, ada juga Burung Cendrawasih yang menjadi ikon wisata Papua, selain itu jug ada Burung Kaswari, Burung Raja dan masih banyak lagi.
Guntu Sakti, Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar menyambut baik program Kabupaten Tambrauw yang mengedepankan pariwisata sebagai sector pembangunan utama. “ Kemajuan pariwisata suatu daerah limapuluh persennya adalah berkat komitmen dari pemimpimnya, “ ujar Guntur.
Mantan Kepala DInas Pariwisata Kepulauan Riau itu, memberikan beberapa saran untuk pembangunan pariwisata di Tambrauw. “ Dalam pariwisata ada prinsip 3A. Yaitu Atraksi, Aksesibilitas dan Amenities. Dalam hal Atraksi, Tambrauw tidak usah diragukan lagi, tinggal Aksesibilitas dan Amenities yang perlu dibangun. “ ujarnya.
Juga dalam dalam berpromosi, perlu “story telling”, yaitu cerita dibalik suatu destinasi wisata, Hal itu akan menarik minat wisatawan, selain itu instrastruktur internet juga perlu dibangun, mengingat sekarang jamannya digitalisasi, sehingga pemasaran dan promosi pariwisata Tambrauw semain cepat menyebar.