Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN,Industri MICE Indonesia yang tergabung dalam Asperapi (asosiasi perusahaan pameran indonesia) dan didukung kementerian pariwisata mengadakan “The 3rd Indonesia MICE Forum 2015”. Tema kali ini adalah “understanding the mice industry: the most powerful business to generate economic growth” di Jakarta Convention Center pada hari kamis 4 Mei 2015.
Rizki Handayani, direktur pemasaran wisata minat khusus dan MICE kemenpar yang secara resmi membuka kegiatan tersebut mengatakan industri MICE dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik dari jumlah, mutu kegiatan maupun perusahaan penyelenggarannya. “Industri mice dalam negeri diharapkan bisa lebih meningkatkan kualitas produk maupun sdm yang tersedia. Ini sangat penting dalam menghadapi MEA,” ujar Rizki handayani.
Kegiatan “the 3rd indonesia mice forum 2015” merupakan pertemuan pelaku bisnis mice indonesia dalam bentuk seminar dengan mendatangkan narasumber dr dunia, seperti singapore, ingrris, hongkong, philipines, dan china.
Kegiatan ini dalam rangka menghadapi persaingan sdm terkait implementasi MEA, menambah wawasan pengetahuan dalam industri mice dan didasari oleh keyakinan akan potensi mice yang dpat dijadikan industri utk menopang perekonomian nasional. Selain itu, untuk menumbuh kembangkan industri mice di dalam negeri, serta melihat tren mice ke depan.
Rizki handayani mengharapkan pelaku bisnis mice, khusunya di daerah lebih bisa meningkatkan kualitasnya. Karena dgn mulai berjalannya MEA banyak pemain mice luar akan bebas masuk ke indonesia.
“Kegiatan Mice multiplier efeknya sangat luas, seperti bidang manufaktur dan sektor jasa lainnya ikut terserap. Tidak hanya itu, kegiatan mice juga berpeluang utk mendatangkan investor ke dalam negeri,” jelas bu kiki sapaan akrab rizki handayani.
Kesempatan sama, Effi Setiabudi ketua Asperapi mengatakan selama tahun 2014 terselenggara 466 pameran baik skala nasional maupun internasiona, dan di awal pertengahan 2015 ini tercatat 395 pameran yang tentunya akan bertambah jumlahnya sampai akhir tahun nanti.
“Peningkatan ini dipicu oleh stabilitas ekonomi dalam negeri dan mulai maraknya pemain besar asing yang mulai masuk ke indonesia sejak beberapa tahun lalu,” ujar effi setiabudi.
Sebut saja ITE, UBM, Reef Exhibitions, Tarsus, HKTDC, Comexposium dan banyak nama-nama besar lainnya yang mulai beroperasi di indonesia.
Menurut Effi, situasi ini sangat menggembirakan, walaupun demikian juga mengandung tantangan yang tidak ringan bagi para pemain lokal yang apabila tidak dapat mengimbaginya akan tergerus oleh arus globalisasi yang dimulai dengan adanya penerapan MEA.