Strategi recovery #NTBBangkit terus diimplementasikan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Kali ini Kemenpar akan menggelar trauma healing bagi 500 orang pelaku industri pariwisata di Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan trauma healing sendiri rencananya bakal dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pariwisata Arief Yahya pada Minggu, 16 september 2018.
Kegiatan trauma healing sendiri rencananya digelar selama dua hari, mulai tanggal 15 – 16 September 2018. Pesertanya sendiri terdiri dari kalangan pegawai hotel, pemandu, travel dan masyarakat setempat yang dilaksanakan di Gili Trawangan. Narasumbernya ada dari Kepolisian bagian Psikologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta dari Politeknik Pariwisata Lombok.
“Materinya sendiri lebih mengajak untuk tidak terlalu memikirkan masa lalu. Dan diajak untuk move on melepaskan masa lalu, setiap kejadian dan rintangan yang membuat trauma akan dilepaskan dengan permainan, diskusi kelompok dan lainnya. Juga ada siraman rohani. Mereka diajak untuk semakin mencintai Lombok dan NTB, tetap semangat meski sedang dilanda musibah dan selalu beryukur lantaran bisa bangkit lagi,” kata Guntur Sakti yang juga Ketua Tim Crisis Center Kemenpar.
Kemenpar sendiri melakukan tiga Kegiatan Trauma Healing di tiga Lokasi di NTB, yang pertama sudah dilakukan bertempat di Hotel Kila Senggigi pada 12-13 September, kedua untuk pelaku industri pariwisata pada 15-16 September di Gili Trawangan, dan trauma healing untuk masyarakaat akan dilaksanakan di Desa Sembalun pada 18-19 September 2018.
Goal-nya, Lanjut Guntur, bagi pelaku Industri, kegiatan trauma healing ini bisa membantu mengembalikan lagi semangat, motivasi, dan mental Industri pariwisata segera pulih. Namun, ada persoalan di pihak Industrinya sendiri seperti Hotel, Homestay, Restoran, dan Café. Mereka juga membutuhkan energi untuk bangkit. Energi seperti apa? Mereka membutuhkan relaksasi dibidang keuangan.
“Untuk Industrinya, kita harapkan ada kebijakan dari pemerintah yang meringankan beban dari pihak Industiri itu sendiri dalam kapasitas mereka sebagai kreditur dan objek pajak. Mereka berharap mudah-mudahan sampai bulan Desember 2018 nanti ada keringanan pembayaran terkait hal itu. Sehingga pada bulan Januari 2019 sudah bisa melakukan pembayaran lagi,” ujarnya.
Diharapkan program trauma healing ini segera memulihkan Lombok khususnya Gili Trawangan di semua unsur baik masyarakat, industri dan pemerintah daerahnya agar kembali bersiap menyambut kunjungan wisatawan.