Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) dengan bangga mengumumkan deretan pertama pembicara festival, sekaligus peluncuran program writer’s retreat perdananya untuk menandai dimulainya penjualan tiket Early Bird pada 12 Juli. Edisi perayaan ke 20 festival ini akan berlangsung dari 18-22 Oktober 2023, mengangkat tema ‘Atita, Wartamana, Anagata: Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan.’
Berbagai gagasan dari para penulis dan cendikiawan muda hingga ternama akan dihadirkan dalam UWRF 2023. Deretan pembicara pertama ini berisikan nama-nama seperti pembela lingkungan yang tak kenal rasa takut, Vandana Shiva; penulis dan wartawan investigatif pemenang Pulitzer Prize Geraldine Brooks; penulis Girl, Woman, Other yang memenangkan Booker Prize Bernardine Evaristo; pemenang 2022 International Booker Prize Geetanjali Shree; pemenang 2022 Booker Prize, Shehan Karunatilaka; Behrouz Boochani, wartawan, pembela hak asasi manusia, penulis dan produser film; serta lika-liku perjalanan wartawan politik Australia Leigh Sales dan Annabel Crabb yang rupanya cukup jenaka.
Sastrawan Indonesia yang cemerlang termasuk penulis dan dramawan senior Bali Putu Wijaya; sastrawan dan perupa muda Lala Bohang; penyair, eseis, wartawan dan perupa senior Goenawan Mohamad, pencipta karya seni festival tahun ini; penerima 2020 SEA Literary Awards, Leila S. Chudori; penulis, penyanyi dan penulis lagu Dee Lestari; seniman dan budayawan Sujiwo Tejo; seniman tutur Agus Nur Amal (PM Toh); juga penulis dan akademisi Intan Paramaditha.
Selain itu dengan gembira diluncurkan program writing retreat (retret penulis) perdana, dari 15 Oktober hingga 22 Oktober. Berlokasi di hotel bintang 5 Plataran Resort & Spa yang asri, para novelis ternama Louise Doughty, Jill Dawson, Kathryn Heyman dan Kate Pullinger akan membawa para peserta ke dalam sebuah petualangan kepengarangan selama tiga hari yang tiada taranya. Setelah retret berakhir, para peserta akan menikmati festival yang menakjubkan selama 4 hari, termasuk acara Gala Pembukaan yang eksklusif, makan malam di Casa Luna dijamu oleh Janet DeNeefe, serta masih banyak lagi.
Hannah Curtis, Head of International Programming kami yang baru, memulai pekerjaannya pada bulan ini dan sekarang akan memimpin visi kreatif untuk festival tahun ini, bersama dengan Pendiri dan Direktur Festival Janet DeNeefe, Indonesian Program Manager Gustra Adnyana, dan Program Coordinator Ni Wayan Prima.
Artistic Director Janet DeNeefe berkata, “Semangat Hannah untuk menciptakan budaya dialog publik akan menciptakan program yang menarik dan menginspirasi, sangat tepat untuk perayaan kami yang ke-20.” Sebelumnya, Hannah telah bekerja untuk berbagai lembaga kebudayaan Australia ternama, termasuk The Art Gallery of NSW, the National Gallery of Victoria, dan Melbourne Art Book Fair yang sangat digemari.
Terkait pengangkatannya, Hannah Curtis berkata, “Saya sungguh senang dapat bergabung dengan Ubud Writers Festival sebagai Head of International Programming. Ubud Writers Festival adalah salah satu dari gelaran sastra yang paling dirayakan di dunia dan memberikan sebuah ruang vital bagi komunitas dan diskusi isu-isu kritis yang paling penting untuk kita. Tema festival ‘Atita, Wartamana, Anagata: Masa Lalu, Kini dan Depan’ akan menjelajahi daya kegiatan bertutur kisah dan gagasan yang akan merangkul dan memahami bahwa masa depan kita ditentukan oleh tindakan kita di masa kini, yang akan kita tatap dengan mata terbuka, sekaligus perasaan gembira dan penuh harapan.”
Artistic Director Janet DeNeefe berkata, “Dari tahun ke tahun, Festival kami telah mengukuhkan nama baiknya sebagai gelaran kelas dunia yang senantiasa menyajikan penulis, pemikir dan pegiat pemenang penghargaan yang telah mendapatkan pengakuan internasional, sekaligus juga suara-suara baru yang menarik untuk disimak dari semangat zaman sastrawi kekinian, hingga komentar intelektual dan peristiwa terkini. Tahun ini sangatlah istimewa sebab ini adalah perayaan ke-20 kami dan program 2023 kami juga takkan kalah luar biasanya.”