Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berpotensi besar menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan peran semua pihak dalam menciptakan ekosistem yang menunjang. Namun akibat pandemi Covid-19, kegiatan di sektor parwisata dan ekonomi kreatif menjadi terhenti.
Untuk itu lewat aksi #InDOnesiaCARE Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menekankan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE secara ketat dan disiplin menjadi kunci utama dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Proyeksi pemulihan pariwisata ini akan bergantung sekali pada kasus COVID-19. Jika kita bisa single atau double digit (angka penularan kasus COVID-19) tentu akan sangat luar biasa sehingga akan membangun confidence to travel dari wisatawan,” kata Menparekraf Sandiaga Uno, awal Februari 2021.
Berdasarkan data yang dihimpun dalam OPUS Ekonomi Kreatif tahun 2019, ekonomi kreatif berkontribusi sebesar Rp 1.105 triliun terhadap PDB nasional. Angka ini naik 9,5 persen dibanding tahun 2017 dengan total kontribusi sebesar Rp1.009 triliun.
Tak heran jika hal ini membuat Indonesia berada di posisi ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, dalam jumlah kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB negara. Namun pandemi Covid-19 membuat sektor yang sedang melesat ini, seakan terhenti lajunya.
Untuk turut mempercepat laku ekonomi di bidang pariwista dan ekonomi kreatif, khususnya kita bisa langsung membeli dari para produsen lokal atau UMKM, termasuk membeli wastra Nusantara dari merek atau jenama lokal.
Supaya tetap aman saat belanja jenama lokal yang berbasis wastra nusantara, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan:
- Patuhi protokol kesehatan
Jika terpaksa belanja dengan cara konvensional, jangan sekali-kali abaikan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Usahakan juga bertransaksi dengan cara non tunai, agar keamanan dan kehigienisan lebih terjamin.
2. Hindari tempat ramai
Saat mengunjungi sebuah tempat dan ternyata cukup ramai, sebaiknya tunggu hingga situasi agak kondusif. Namun disarankan untuk mencari tempat lain yang lebih sepi. Selain lebih tenang, berbelanja di tempat sepi juga cenderung lebih aman.
3. Belanja lewat e-commerce
Jika merasa belum aman, kita dapat membeli secara daring. Era digital memudahkan siapapun berinteraksi tanpa harus bertemu. E-commerce adalah solusi menyenangkan dan aman ketika belanja jenama lokal yang berbasis wastra nusantara. Selain bisa puas memilih berdasarkan selera, aktivitas belanja lewat E-commerce juga bisa lebih terpantau berdasarkan kemampuan.
Belanja jenama lokal di situasi pandemi bukanlah hal yang menakutkan, asal kita selalu patuh dan disiplin pada protokol kesehatan dengan menerapkan 3M di mana pun.